Sri Mulyani Alokasikan Rp 3,2 Triliun untuk Pemeriksaan Kesehatan Gratis di 2025
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengalokasikan anggaran sebesar Rp 3,2 triliun untuk pemeriksaan kesehatan gratis pada 2025. Hal ini berdasarkan keputusan bersama dengan Presiden Prabowo Subianto.
"Presiden Prabowo menyampaikan beberapa prioritas kegiatan 2025 seperti pemeriksaan kesehatan gratis yang dialokasikan anggaran Rp 3,2 triliun," kata Sri Mulyani di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/12).
Dengan alokasi anggaran tersebut, masyarakat bisa menikmati fasilitas pemeriksaan kesehatan secara gratis pada tahun depan. Pemeriksaan ini diperlukan untuk mendeteksi penyakit atau gangguan sejak dini, bahkan sebelum gejala muncul.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan program pemeriksaan kesehatan gratis pada 2025 bagi seseorang yang sedang berulang tahun. Program ini berjalan paralel dengan skrining BPJS Kesehatan yang mencakup 14 jenis penyakit.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan skrining ulang tahun ini hanya dilakukan sekali setahun, tepat saat peserta berulang tahun.
Program ini berlaku untuk semua peserta BPJS, baik penerima bantuan iuran (PBI) maupun non-PBI. Pemeriksaan ini menggunakan anggaran pemerintah melalui APBN dan APBD, sehingga tidak termasuk dalam skema BPJS Kesehatan.
Adapun tujuan medical checkp up atau pemeriksaan kesehatan gratis ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih rutin memeriksa kesehatannya.
Ketentuan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Pada pelaksanaanya, peserta BPJS Kesehatan akan mendapatkan notifikasi melalui aplikasi Satu Sehat, yang juga memuat hasil pemeriksaan laboratorium. Nadia mengimbau masyarakat untuk mengunduh kembali aplikasi ini agar dapat memanfaatkan pengingat otomatis.
Menurut Nadia, saat ini Kemenkes terus mempersiapkan fasilitas dan tenaga medis di puskesmas, termasuk pelatihan dokter umum dan tenaga kesehatan untuk mendukung program ini.
Jenis Skrining Medical Check Up Gratis Berdasarkan Usia Balita:
- Balita: difokuskan pada deteksi penyakit bawaan lahir seperti hipotiroid kongenital yang, jika teridentifikasi secara dini, dapat diobati untuk mencegah kematian atau kecacatan.
- Remaja (<18 tahun): meliputi pemeriksaan obesitas, diabetes, dan kesehatan gigi. Skrining ini bertujuan mendeteksi masalah kesehatan yang sering muncul pada usia anak hingga remaja.
- Dewasa: difokuskan pada deteksi dini kanker, termasuk kanker payudara dan serviks, yang merupakan penyebab utama kematian pada wanita di Indonesia, serta kanker prostat pada laki-laki.
- Lansia: meliputi pemeriksaan alzheimer, osteoporosis, serta kesehatan umum terkait penuaan. Untuk pemeriksaan kanker, Kemenkes bekerja sama dengan perhimpunan dokter spesialis. Pelatihan penggunaan USG untuk deteksi kanker payudara dan pengambilan sampel HPV DNA juga sedang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di puskesmas.
Lokasi Skrining dan Mekanisme Pendaftaran Medical Chek Up Gratis
Skrining akan dilakukan di Puskesmas dan sekolah-sekolah sesuai dengan kategori usia yang relevan. Untuk mendukung pendataan, Kemenkes bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).
Warga yang berulang tahun cukup mendatangi Puskesmas terdekat dengan membawa identitas, dan petugas akan memverifikasi data berdasarkan basis data kependudukan untuk mengakses layanan ini. Dengan program ini,
Dengan adanya program ini, Kemenkes berharap masyarakat Indonesia dapat memantau kondisi kesehatannya sejak dini, guna menciptakan generasi yang lebih sehat dan tangguh.