Jaga Ekonomi, Gubernur BI Tiru Tiga Jurus Mission Impossible
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, "menyontek" tiga jurus yang dipakai dalam film Mission Impossible untuk menghadapi kondisi ekonomi global tahun depan. Jurus Gubernur BI itu meliputi menetapkan misi yang jelas, menentukan strategi, lalu menjadi kreatif dalam menghadapi masalah.
“Untuk kreatif ini, ada lima strategi yang bisa kita pakai,” ujar Perry dalam Seminar KAFEGAMA: Menuju Pertumbuhan Menuju Indonesia Maju di Menara BTN, Jakarta, Sabtu (14/12).
Strategi pertama adalah memperkuat stabilitas baik makroekonomi dan sistem keuangan. Kedua, mendorong konsumsi dan investasi untuk meningkatkan pertumbuhan domestik. Ketiga, BI akan meningkatkan produktivitas dan kapasitas ekonomi nasional.
Keempat, melakukan pendalaman keuangan untuk pembiayaan perekonomian. Salah satu instrumen keuangan yang disoroti Bank Indonesia adalah sekuritas dengan underlying aset Kredit Perumahan Rakyat alias KPR.
Ia kemudian meminta Direktur Utama Bank Tabungan Negara alias BTN mengadakan sekuritisasi KPR alias mortgage backed securites atau MBS. Pasalnya, bank ini fokus pada segmen pembiayaan perumahan.
“Supaya anak kita Rp 10 ribu, Rp 100 ribu, enggak dipakai judi online. Itu yang ingin kami lakukan. Nanti dari India, dari negara lain bisa beli MBS harganya Rp 50 ribu—Rp 100 ribu. That’s my dream. Is it impossible? No,” kata Perry.
Terakhir, strategi digitalisasi. Saat ini Bank Indonesia sudah mengembangkan dan merilis Quick Response Code Indonesian Standard alias QRIS. Teknologi pembayaran antar perusahaan pembayaran ini bisa dipakai di seluruh Indonesia serta beberapa negara tetangga.
Selanjutnya, ia ingin menyambungkan retail fast payment dengan Nexus sehingga tersambung di Singapura, Malaysia, Thailand, India, dan berbagai negara.
“Sehingga transfer WRIS langsung masuk ke rekening. Sekarang bisa masuk rekening, tapi pelaku dari negara mereka akan kliring di dalam, baru correspondent banking. Ke depan, straight through,” ujarnya.