Pembukaan Perdagangan 2025, Rupiah Paling Loyo di Antara Mata Uang Asia

Rahayu Subekti
2 Januari 2025, 09:59
rupiah, rupiah melemah, dolar AS
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Ilustrasi. Rupiah melemah paling dalam di antara mata uang Asia lainnya pada perdagangan awal tahun 2025.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah bergerak melemah 0,72% ke level 16.248 per dolar AS pada perdagangan awal 2025, Kamis (1/2). Analis memperkirakan rupiah melemah pada awal tahun ini seiring indeks dolar AS yang terus menguat. 

“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang menguat,” kata Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Kamis (2/1).

Dia menjelaskan, indeks dolar AS mencapai rekor tertinggi dalam dua tahun terakhir. Hal ini disebabkan adanya kekhawatiran prospek pemangkasan suku bunga The Fed dan kebijakan proteksionisme menjelang pemerintahan Donald Trump.

Selain itu, investor juga menantikan data manufaktur Cina dan inflasi Indonesia hari ini. “Rupiah akan berada pada level Rp 16.150 per dolar AS hingga Rp 16.300 per dolar AS,” ujar Lukman.

Berdasarkan data Bloomberg hingga puku 09.47 WIB, rupiah melemah paling dalam di antara mata uang Asia lainnya. Rupee India melemah 0,05%, yen Jepang 0,06%, ringgit Malaysia 0,11%, dolar Hong Kong 0,06%, dan dolar Taiwan 0,1%.

Sedangkan sejumlah mata uang Asia menguat terhadap dolar AS. Baht Thailand menguat 0,35%, peso Filipina 0,43%, won Korea Selatan 0,63%, dan dolar Singapura 0,29%. Adapun yuan Cina stagnan terhadap dolar AS.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana juga memperkirakan rupiah akan melemah pada hari ini terhadap dolar AS. “Kemungkinan ada tekanan depresiasi rupiah ke level Rp 16.050 per dolar AS hingga Rp 16.250 per dolar AS,” kata Fikri.

Fikri mengungkapkan, adanya peningkatan kekhawatiran inflasi di Amerika Serikat menjelang pelantikan Trump. Selain itu juga adanya dorongan aliran modal asing ke aset yang aman yaitu dolar AS.

Sementara itu, pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, indeks dolar AS pada pagi ini berada pada level tertinggi dalam dua tahun di kisaran 108,55. Ia menjelaskan, penguatan dolar AS banyak dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar terhadap pertumbuhan ekonomi global tahun ini.

“Ada kekhawatiran tekanan dari kebijakan ekonomi Presiden Trump, perang, suku bunga AS yang tidak turun lagi, perlambatan ekonomi Cina, dan lainnya,” kata Ariston.

Ariston mengatakan kondisi tersebut mendorong pasar masuk ke aset aman di dolar AS. Meski begitu, beberapa nilai tukar mata uang Singapura, Thailand, dan Korea bergerak menguat.

“Mungkin saja di awal tahun, pasar masuk lagi membeli mata uang lokal untuk keperluan bisnis yang memerlukan mata uang lokal. Jadi ada peluang rupiah menguat hari ini,” ujar Ariston.

Ariston memproyeksikan ada potensi penguatan rupiah pada level Rp 16.080 per dolar AS. Pergerakan ini dengan potensi resisten di level Rp 16.150 per dolar AS.

Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...