Sri Mulyani: Makan Bergizi Gratis Dorong Ekonomi dan Ciptakan Lapangan Kerja

Ferrika Lukmana Sari
8 Januari 2025, 20:18
sri mulyani
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) menyalami wartawan sebelum konferensi pers APBN Kita di Kemenkeu, Jakarta, Senin (6/1/2025). Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan APBN sepanjang 2024 mengalami defisit mencapai Rp507,8 triliun atau 2,29 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan langkah strategis dalam memperkuat modal manusia melalui peningkatan gizi anak sekolah.

Dalam unggahannya di Instagram, Rabu (8/1), Sri Mulyani mengutip studi Bank Dunia (2024) yang menunjukkan bahwa pemberian makanan bergizi dapat meningkatkan tingkat kehadiran, partisipasi siswa, serta mengurangi malnutrisi dan stunting.

Selain itu, studi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2021 menyebutkan bahwa program serupa di negara maju mampu membantu mengendalikan pola makan dan menurunkan risiko obesitas serta diabetes sejak usia dini.

“Dampak program MBG diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, tetapi juga menggerakkan perekonomian daerah, terutama melalui pemberdayaan UMKM, penciptaan lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi,” ujar Sri Mulyani.

Dengan anggaran sebesar Rp 71 triliun yang dialokasikan dalam APBN 2025, program ini telah dimulai di sejumlah sekolah sejak Senin (6/1) dan menargetkan penerima manfaat yang lebih luas di masa mendatang.

Prioritaskan Sekolah di Jakarta

Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional (BGN) Lalu Muhammad Iwan Mahardan, menjelaskan bahwa prioritas awal pelaksanaan MBG pada tahun 2025 adalah siswa-siswi sekolah di Jakarta.

“Kami berharap pada akhir Januari 2025, sebanyak 937 dapur MBG sudah dapat beroperasi. Hingga akhir 2025, target kami adalah 5.000 dapur yang mampu melayani hingga 20 juta penerima manfaat, termasuk siswa PAUD hingga SMA, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui,” ujarnya. Saat ini, 190 Dapur MBG telah beroperasi di 26 provinsi, mulai dari Aceh hingga Papua.

Wakil Kepala Staf Kepresidenan, M. Qodari, menyebutkan bahwa pelaksanaan program ini dilakukan secara bertahap hingga mencapai target 83 juta penerima manfaat pada tahun 2029. Program ini berskala besar dan menjangkau seluruh Indonesia, sehingga pelaksanaannya tidak bisa sekaligus.

"Pelaksanaan bertahap ini juga memungkinkan penyempurnaan sistem dan mekanisme sehingga kekurangan yang ada dapat terus diperbaiki,” kata Qodari usai meninjau pelaksanaan MBG di SDN 06 dan 07 Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari, Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...