Vietnam Raih Pertumbuhan Ekonomi 7,09%, Kenapa Indonesia Tertinggal?

Ferrika Lukmana Sari
14 Januari 2025, 14:23
Vietnam
123RF.com/Sezer Ozger
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Ekonomi Vietnam mencatatkan pertumbuhan mengesankan dengan angka 7,09%, mencapai US$ 476,3 miliar pada  2024. Angka ini jauh melampaui pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya sekitar 5%. Beberapa ekonom menyoroti faktor utama di balik kesuksesan Vietnam dan memberikan rekomendasi untuk Indonesia agar dapat mengejar ketertinggalan.

Reformasi Birokrasi dan Kemudahan Investasi

Peneliti dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menjelaskan bahwa Vietnam telah melakukan reformasi birokrasi signifikan melalui kebijakan Doi Moi sejak 1986. "Kebijakan ini mentransformasi Vietnam dari ekonomi terpusat menjadi ekonomi pasar yang lebih terbuka," kata Yusuf kepada Katadata.co.id, Selasa (14/1). 

Ia juga menambahkan bahwa proses perizinan di Vietnam jauh lebih sederhana dan dapat diprediksi dibandingkan Indonesia, yang masih menghadapi hambatan birokrasi berlapis serta tumpang tindih regulasi antara pemerintah pusat dan daerah.

Stabilitas Politik dan Konsistensi Kebijakan

Selain itu, stabilitas politik menjadi salah satu kekuatan Vietnam. Sistem politik satu partai di negara tersebut memberikan kepastian arah kebijakan jangka panjang yang lebih terjamin.

"Di sisi lain, dinamika politik di Indonesia, termasuk pergantian kepemimpinan, sering kali memengaruhi kontinuitas kebijakan ekonomi. Risiko politik yang lebih rendah membuat investor lebih percaya diri berinvestasi di Vietnam," kata Yusuf. 

Keunggulan Geografis dan Strategi Ekspor

Vietnam juga diuntungkan oleh letak geografis yang berbatasan langsung dengan Cina. Selain itu, strategi Vietnam untuk menjadi basis produksi alternatif Cina dalam skema China+1 dinilai sangat efektif. Dengan biaya tenaga kerja yang kompetitif dan infrastruktur yang terus membaik, Vietnam berhasil menarik banyak perusahaan untuk merelokasi operasinya.

Vietnam juga aktif menjalin perjanjian perdagangan bebas dengan berbagai negara, memberikan akses pasar yang lebih luas. Fokus pada pengembangan industri manufaktur berorientasi ekspor, seperti elektronik dan tekstil, menjadi kunci keberhasilan Vietnam.

"Sebaliknya, Indonesia masih terlalu bergantung pada ekspor komoditas mentah dan belum optimal dalam mengembangkan industri hilir bernilai tambah tinggi," kata Yusuf. 

FDI dan Teknologi Tinggi

Ekonom dari Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mencatat porsi investasi asing langsung (FDI) terhadap PDB Vietnam mencapai 4,38%, jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia yang hanya 1,87%. "Bahkan pada 2008, porsi Vietnam mencapai 9,66%, menunjukkan kemampuannya menarik investor luar lebih baik dari Indonesia," kata Nailul.

Ia juga menyoroti perbedaan signifikan dalam ekspor produk teknologi tinggi. "Porsi ekspor produk teknologi tinggi Vietnam mencapai 41,54% pada 2021, sementara Indonesia hanya 7,2%."

Tiga faktor utama yang mendukung efisiensi ekonomi Vietnam adalah:

  1. ICOR Rendah: Vietnam memiliki Incremental Capital Output Ratio (ICOR) di angka 4-5, lebih efisien dibandingkan Indonesia yang mendekati 7.

  2. Kinerja Logistik: Logistic Performance Index Vietnam berada di angka 3.3, sementara Indonesia stagnan di 3.0. Infrastruktur jalan, administrasi logistik, dan kemampuan perusahaan logistik Vietnam lebih unggul.

  3. Kualitas SDM: Human Capital Index Vietnam lebih tinggi dibandingkan Indonesia, menjadikannya lebih menarik bagi perusahaan teknologi.

Rekomendasi untuk Indonesia

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, menyarankan agar Indonesia memperbaiki regulasi dan perizinan investasi yang sering berubah-ubah. "Vietnam berhasil menarik investor melalui kebijakan tenaga kerja yang terkontrol dan biaya bisnis yang kompetitif," katanya. 

Ia mencontohkan pada kasus perang dagang antara AS dan Cina justru memberikan keuntungan besar bagi Vietnam karena banyak perusahaan-perusahaan besar yang merelokasi bisnis mereka ke negara tersebut. Untuk itu, Indonesia perlu mempercepat reformasi struktural, termasuk:

  • Mempermudah regulasi dan perizinan untuk menarik investasi asing.
  • Mengembangkan SDM berkualitas melalui pendidikan dan pelatihan.
  • Meningkatkan infrastruktur logistik untuk menurunkan biaya produksi.

Dengan langkah-langkah ini, Indonesia dapat bersaing lebih baik di tingkat regional dan global, serta menarik lebih banyak investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...