Pemerintah Berencana Impor Obat dari India untuk Tekan Biaya Kesehatan RI


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membawa peluang baru bagi perdagangan Indonesia setelah bertemu dengan Menteri Perdagangan dan Industri India, Shri Piyush Goyal. Dalam pertemuan tersebut, Indonesia membidik potensi impor obat dari India guna menekan biaya kesehatan dalam negeri.
Airlangga mengungkapkan bahwa langkah ini diambil sebagai respons terhadap permintaan India agar Indonesia meningkatkan volume impor dari negara tersebut. Pasalnya, saat ini neraca perdagangan Indonesia dengan India menunjukkan surplus bagi Indonesia.
Salah satu sektor yang dipertimbangkan untuk peningkatan impor adalah farmasi. India dikenal sebagai produsen obat-obatan dengan harga kompetitif dan memiliki kemampuan industri yang kuat di sektor ini.
"Kami berharap impor farmasi dari India dapat menurunkan biaya kesehatan di Indonesia, khususnya untuk obat-obatan non-generik," ujar Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Kamis (30/1).
Ia menambahkan bahwa jika potensi ini dapat dimaksimalkan, maka Indonesia siap membuka akses lebih luas bagi sektor farmasi India.
Surplus Perdagangan Indonesia dengan India
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia ke India mencapai US$ 164,4 juta pada Desember 2024. Sementara ekspor ke Indonesia pada ke Indonesia mencapai US$ 20,32 miliar dengan surplus neraca perdagangan US$ 1,02 miliar pada 2024.
Namun, India meminta agar Indonesia meningkatkan impor untuk mempersempit surplus perdagangan tersebut. "Memang ada tantangan dalam perdagangan dengan India, terutama karena mereka menerapkan perlindungan yang tinggi terhadap industri dalam negerinya," kata Airlangga.
Ia menambahkan bahwa banyak produk Indonesia dikenakan tarif masuk serta kuota saat diekspor ke India. Oleh karena itu, Indonesia dan India akan melakukan pembahasan teknis lebih lanjut mengenai keseimbangan neraca perdagangan dan potensi investasi di antara kedua negara.
"Kami akan terus mendiskusikan berbagai aspek teknis dan kerja sama investasi yang saling menguntungkan," ujar Airlangga.