Inflasi Rendah, Bank Indonesia Diprediksi Pangkas Suku Bunga 25 Bps

Rahayu Subekti
19 Februari 2025, 07:55
suku bunga
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Gedung Bank Indonesia (BI), Jalan M. H Thamrin, Jakarta Pusat.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bank Indonesia (BI) berpeluang memangkas suku bunga acuannya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Februari 2025 yang hasilnya akan diumumkan hari ini. Sejumlah ekonom menilai kebijakan ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah penguatan rupiah dan inflasi yang masih rendah.

Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, memperkirakan BI akan memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin, dari 5,75% menjadi 5,50%.

"Langkah ini untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah tren rupiah yang kembali menguat terhadap dolar AS dan inflasi yang masih rendah," ujar Myrdal kepada Katadata.co.id, Rabu (19/2).

Menurutnya, kondisi ekonomi domestik saat ini memerlukan dorongan lebih kuat, karena kebijakan fiskal pemerintah sudah cukup akomodatif. "Mumpung inflasinya rendah dan tekanan terhadap rupiah juga terbatas, maka BI perlu menurunkan bunga lebih agresif ke depannya," ujarnya.

Selain itu, Myrdal menyoroti masih lebarnya jarak antara suku bunga BI dengan inflasi. Ia menilai, suku bunga yang lebih rendah akan meringankan beban pembayaran utang, baik untuk bisnis maupun individu.

Senada dengan Myrdal, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Samual, juga menilai peluang pemangkasan suku bunga masih terbuka. "Masih ada ruang pemotongan 25 basis poin. Bisa bulan ini atau bulan depan," ujarnya.

David menambahkan, inflasi yang masih rendah, bahkan di bawah ekspektasi menjadi faktor utama yang memungkinkan BI memangkas suku bunga. Meski begitu, ia mengingatkan adanya ketidakpastian eksternal, terutama terkait kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

BI Masih Perlu Tahan Suku Bunga 

Di sisi lain, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menilai BI masih perlu mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75%.

Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengungkapkan bahwa ketidakpastian global dan domestik masih cukup tinggi.

Ia mencatat inflasi Indonesia masih berada di batas bawah target BI. Pada Januari 2025, inflasi tercatat hanya 0,76% secara tahunan atau berada level terendah sejak tahun 2000, terutama dipengaruhi oleh diskon tarif listrik.

Namun, Riefky mengingatkan bahwa tekanan inflasi dapat meningkat menjelang ramadan dan Idulfitri. Selain itu, ia menilai arah kebijakan moneter global masih belum sepenuhnya jelas, terutama dengan melambatnya agresivitas The Bank Sentral AS atau The Fed dalam pelonggaran moneter dan ketidakpastian kebijakan ekonomi Trump.

"Kombinasi antara kebijakan Presiden Trump, potensi pemangkasan suku bunga BI, dan sikap The Fed dalam menahan suku bunga memengaruhi pergerakan rupiah dalam beberapa minggu terakhir," ujarnya.

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...