Sri Mulyani Rapat dengan Maruarar hingga Erick, Bahas Pembiayaan 3 Juta Rumah


Menteri Keuangan Sri Mulyani malam ini menggelar rapat untuk membahas pembiayaan Program 3 Juta Rumah. Hadir dalam rapat tersebut Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Rapat tersebut membahas tindak lanjut dukungan Bank Indonesia melalui relaksasi giro wajib minimum alias GWM yang akan digunakan untuk mendukung program tiga juta rumah dan renovasi tiga juta rumah.
Meski begitu, Maruarar mengatakan, ketentuan teknis berkaitan dengan tindak lanjut program tersebut masih akan dibahas. Dia memastikan tim teknis sudah dibentuk dan dipimpin oleh Wakil Menteri Keuangan Suahasil.
"Kami akan tindak lanjuti dan kita akan sampaikan, mudah-mudahan besok sudah jelas bagaimana bentuknya, programnya apa saja," kata Ara dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (19/2).
Ara memastikan sudah mendapatkan dukungan dari Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN. Ia juga mengatakan, BI juga mendukung program tersebut tiga juta rumah tersebut.
Dia juga mengatakan, Menteri Erick Thohir juga akan menggerakkan bank-bank BUMN untuk ikut dalam mendukung program pembangunan tiga juta rumah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Hal ini juga sebagai salah satu upaya mendukung upaya mencapai pertumbuhan ekonomi 8%
"Saya pikir ini terobosan dan contoh baik, contoh baik dari kerja sama antara otoritas fiskal dan mereka, antara pemerintah dan Bank Indonesia," kata Ara.
BI Kerek Insentif untuk Perumahan
Gubernur BI Perry Warjiyo memastikan akan meningkatkan insentif Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial alias KLM. Insentif dinaikan paling besar 4% menjadi 5% dari dana pihak ketiga atau DPK.
Dengan kebijakan tersebut, Perry menegaskan bank yang memenuhi ketentuan KLM akan mendapatkan pengurangan GWM yang lebih besar. "Insentif likuiditas ke program perumahan, dari sekarang Rp 23,19 triliun akan dinaikkan secara bertahap menjadi Rp 80 triliun," kata Perry.
Perry mengatakan, penggunaan insentif tersebut akan sesuai ketentuan teknis yang saat ini masih terus dibahas. Ia memastikan Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk mensukseskan program Asta Cita menuju pertumbuhan 8%.