Inflasi AS Melandai di Tengah Rencana Tarif Trump dan Lonjakan Harga Telur

Ringkasan
- Indeks Wall Street naik pada Senin (10/2) karena kinerja positif saham teknologi raksasa dan mengabaikan kekhawatiran tarif dari Presiden AS.
- Sektor baja dan aluminium juga menguat, didorong oleh pengumuman tarif impor terhadap baja dan aluminium.
- Meski ada kekhawatiran inflasi dan dampak negatif potensial tarif, JPMorgan tetap optimistis terhadap aset berisiko di AS dengan menargetkan akhir tahun S&P 500 di 6.500.

Amerika Serikat mencatatkan inflasi harga konsumen pada Februari 2025 sebesar 0,2%, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 0,5%. Penurunan inflasi terjadi di tengah rencana kenaikan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Mengutip CNBC, indeks pasar saham bergerak beragam setelah awalnya bergerak lebih tinggi usai rilis data inflasi. Imbal hasil obligasi naik. Pasar sangat fluktuatif karena Dow Jones Industrial Average telah turun 6% selama bulan lalu.
"Data inflasi ini tidak mencakup kebijakan tarif yang akan datang," kata Kevin Gordon, ahli strategi investasi senior di Charles Schwab, seperti dikutip dari CNBC.
Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja AS, biaya tempat tinggal naik 0,3%, lebih rendah dibandingkan Januari. Inflasi tempat tinggal secara tahunan yang mencapai 4,2% adalah yang terkecil sejak Desember 2021.
Inflasi makanan dan energi tercatat 0,2%, sedangkan harga kendaraan bekas naik 0,9% dan pakaian jadi naik 0,6%.
Harga Telur Melonjak
AS saat ini sedang menghadapi kekurangan pasokan telur. Hagra telur melonjak 10,4% dibandingkan bulan Januari dan telah naik 58,8% dalam setahun terakhir. Kenaikan harga telur mendorong harga daging, unggas, dan ikan naik 7,7% dalam setahun terakhir.
Flu burung telah membunuh 127 juta burung petelur sejak 2022, kawanan yang harus dimusnahkan, sehingga menyebabkan kekurangan telur dan harga yang lebih tinggi. Inflasi harga telur sebenarnya sudah sedikit melandai dibandingkan Januari yang mencapai 15,2% dibandingkan bulan sebelumnya.
Rencana pemerintahan Trump untuk menurunkan harga telur menyerukan peningkatan biosekuriti, penempatan ahli epidemiologi untuk bekerja dengan produsen telur, mengeksplorasi vaksin baru, serta meningkatkan impor telur. Menurut USDA, Meksiko dan Turki mengirim 827.000 lusin telur untuk mengimbangi kekurangan pasokan di AS.
Di sisi lain, asuransi kendaraan bermotor membukukan kenaikan 0,3% dalam sebulan dan naik 11,1% dalam setahun. Namun, harga tiket pesawat turun 4% pada Februari dan turun 0,7% dibandingkan tahun lalu.
Laporan inflasi ini muncul di tengah potensi kondisi kritis ekonomi dan pasar keuangan AS yang tengah diguncang oleh kebijakan tarif Trump. Kebijakan tarif Trump mendorong perang dagang dan kekhawatiran terhadap resesi ekonomi.
Dalam perkembangan terakhir, Trump memberlakukan bea masuk 25% untuk baja dan aluminium mulai Rabu (12/3), yang mendorong tindakan pembalasan dari Uni Eropa. Trump juga telah mengenakan pungutan 20% untuk barang-barang dari Cina.
Pejabat The Federal Reserve juga mencermati perkembangan tersebut dengan saksama. Para pembuat kebijakan bank sentral umumnya menganggap tarif impor memiliki dampak yang sederhana pada inflasi dan sering kali dipandang sebagai tindakan satu kali yang tidak memiliki dampak jangka panjang pada pengukur jangka panjang.
Namun, perang dagang yang lebih luas dapat mengubah hal itu jika laju kenaikan menjadi lebih mengakar dalam perekonomian. Pasar saat ini memperkirakan The Fed akan melanjutkan pemotongan suku bunga pada bulan Juni, dengan total 0,75% hingga akhir 2025.