Rupiah Diramal Melemah karena Pernyataan Baru Trump soal Tarif Dagang

Ringkasan
- Rupiah diproyeksikan tertekan akibat kekhawatiran pasar terhadap ancaman kenaikan tarif dagang oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Uni Eropa. Ancaman tarif 200% untuk produk alkohol dari Uni Eropa ini merupakan respons atas tarif 50% yang dikenakan Uni Eropa untuk wiski.
- Perang tarif tersebut dikhawatirkan memperlambat perdagangan dan pertumbuhan ekonomi global. Namun, data inflasi AS yang lebih rendah dari bulan sebelumnya membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan dan menekan dolar AS.
- Meskipun dibuka menguat di level Rp 16.415 per dolar AS, rupiah diperkirakan bergerak melemah terbatas di kisaran Rp 16.350 hingga Rp 16.450 per dolar AS. Data klaim pengangguran AS yang lebih tinggi dan eskalasi perang dagang menjadi faktor penekan rupiah.

Analis memproyeksikan rupiah tertekan pada hari ini (14/3). Hal ini karena kekhawatiran pasar terhadap ancaman tarif dagang Presiden Amerika Donald Trump kembali meningkat.
“Ancaman kenaikan tarif Trump ke negara-negara partner dagangnya masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar. Terakhir, ancaman kenaikan tarif ke negara Uni Eropa,” kata peneliti pasar uang Ariston kepada Katadata.co.id, Jumat (14/3).
Melalui media sosial Truth Social, Trump menyampaikan rencananya mengenakan tarif dagang 200% untuk produk beralkohol asal Uni Eropa. Kebijakan ini sebagai respons atas langkah Uni Eropa mengenakan tarif 50% untuk wiski.
Trump juga menyampaikan penerapan tarif tambahan yang lebih luas tetap diberlakukan pada 2 April.
Ariston menyampaikan perang tarif bisa menyebabkan perdagangan antar-negara melambat. Hal ini pada akhirnya bisa memperlambat pertumbuhan perekonomian global.
Di sisi lain, data inflasi konsumen dan produsen Februari di Amerika menunjukkan kenaikan yang lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya. “Hasil ini membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan dan menekan dolar AS,” ujar Ariston.
Ia memproyeksikan rupiah melemah atau konsolidasi pada hari ini di kisaran Rp 16.400 hingga Rp 16.500 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.15 WIB, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.415 per dolar AS. Level ini naik 13 poin atau 0,08% dari penutupan sebelumnya.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong juga memperkirakan rupiah bergerak melemah, namun terbatas. Hal ini karena dolar AS yang menguat setelah data klaim pengangguran Amerika yang lebih tinggi ketimbang proyeksi.
Selain itu, Lukman mengatakan eskalasi perang dagang yang meningkat oleh ancaman tarif baru Trump kepada Uni Eropa akan menekan rupiah. Di satu sisi, data inflasi produsen AS yang lebih lemah dari prediksi, bisa membatasi perlemahan.
“Rupiah akan berkisar pada level Rp 16.350 hingga Rp 16.450 per dolar AS,” ujar Lukman.