BI Tahan Suku Bunga 5,75% Demi Jaga Rupiah di Tengah Gejolak Pasar Keuangan

Rahayu Subekti
19 Maret 2025, 14:47
BI, suku bunga, pasar keuangan
Katadata/Rahayu Subekti
Gubernur BI Perry Warjiyo saat akan mulai konferensi pers hasil rapat Dewan Gubernur BI pada Rabu (19/3)

Ringkasan

  • Diskon tarif tol Lebaran 2025 hanya berlaku untuk perjalanan terus-menerus, pemudik yang keluar jalan tol dan menggunakan *rest areadi luar jalan tol tidak mendapatkan diskon.
  • Jasa Marga menambah *rest areafungsional di jalan tol Semarang-Solo dan menyediakan 36 *rest areaalternatif di luar jalan tol.
  • Jasa Marga memprediksi waktu mudik terpadat antara pukul 03.00 sampai 05.00 WIB dan setelah 18.00 WIB dan menghimbau pemudik untuk memantau aplikasi Travoy.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuannya pada Maret 2025 di level 5,75% di tengah gejolak di pasar keuangan. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, keputusan ini juga diambil untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di Tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.  

“Keputusan ini konsisten menjaga perkiraan inflasi pada 2025 dan 2026  tetap terkendali dalam sasaran 2,5% plus minus 1%,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (19/3).

Bank sentral juga mempertahankan suku bunga deposit facility menjadi 5% dan lending facility menjadi 6,5%.

Sesuai Proyeksi Ekonom

Sejumlah ekonom sebelumnya memproyeksikan, Bank Indonesia masih akan mempertahankan suku bunga acuannya pada bulan ini di level 5,75%. Bank sentral akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur atau RDG pada siang ini.

“Kami masih memperkirakan bahwa BI akan mempertimbangkan untuk mempertahankan BI-rate di level 5,75% pada RDG Maret 2025 ini,” kata Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede kepada Katadata.co.id.

Josua menjelaskan, langkah BI ini dikarenakan ketidakpastian global masih cukup tinggi. Meskipun begitu, Josua mengatakan saat ini pasar sudah melihat ruang pemotongan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang lebih besar karena data-data inflasi AS menunjukkan penurunan.

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia atau LPEM FEB UI mengungkapkan saat ini masih ada risiko eksternal yang harus diantisipasi.

Peneliti makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menjelaskan arah kebijakan The Fed saat ini juga masih menjadi salah satu pertimbangan BI dalam membuat kebijakan.

Pengumuman hasil pertemuan The Fed juga bersamaan dengan RDG BI. Riefky mengatakan, pasar mengharapkan The Fed juga mempertahankan suku bunganya.

Untuk itu, Riefky memproyeksikan BI masih akan mempertahankan suku bunganya. “Sebab penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia dapat menambah tekanan pada rupiah,” ujar Riefky.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...