Gonjang-ganjing Ekonomi Global, Bank Sentral Cina Terus Tambah Cadangan Emas

Agustiyanti
26 Maret 2025, 11:04
Cina, emas, logam mulia
KATADATA/Arief Kamaludin
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Cina terus memupuk cadangan emas dalam dua bulan pertama tahun ini. Bank Sentral Cina atau PBOC mencatat, total cadangan emas Cina hingga akhir bulan lalu mencapai US$ 208,64 miliar atau setara Rp 3.463 triliun dengan asumsi kurs rupiah 16.600 per dolar AS.

Mengutip Reuters, PBOC terus melakukan pembelian logam mulia selama empat bulan berturu-turu. Pada akhir bulan lalu, cadangan emas Cina naik menjadi 73,61 juta troy ounce dibandingkan 73,45 juta pada akhir Januari. Nilai cadangan emas Cina naik dari US$ 206,53 miliar menjadi US$208,64 miliar. 

"Pembelian PBOC merupakan faktor penting yang menopang emas, jadi kelanjutan pembeliannya pada bulan Februari dapat membantu membangun kekuatan lebih lanjut di balik harga emas," kata Frank Watson, analis pasar di Kinesis Money seperti dikutip dari Reuters, (26/3).

Harga mas batangan naik sebesar 27% pada tahun 2024, tertinggi dalam 14 tahun. Ketakutan tarif impor ASdan  potensi dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global dan inflasi serta ketidakpastian geopolitik pun terus mendorong emas terus mencetak rekor tertinggi. Pada pekan lalu, harga emas kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa mencapai US$3.057,21 per ons.

Washington  memberikan tarif tambahan untuk barang-barang Cina yang telah memicu balasan dari negara tersebut. 

Pemerintah Cina memutuskan untuk memberikan lebih banyak stimulus fiskal pada hari Rabu, menjanjikan upaya yang lebih besar untuk mendukung konsumsi dan meredam dampak perang dagang yang meningkat dengan AS, sedangkan perencana negara China mengatakan negara itu akan mempercepat penimbunan komoditas strategis tahunan.

Menurut World Gold Council, bank sentral global, sumber utama permintaan emas, membeli lebih dari 1.000 metrik ton logam untuk tahun ketiga berturut-turut pada 2024 dan diperkirakan akan tetap menjadi pembeli aktif pada tahun 2025.

"Tidak seperti investor, bank sentral relatif tidak peka terhadap harga emas dan cenderung membeli sebagai bagian dari restrukturisasi kepemilikan cadangan mereka," kata Watson.

Menurut dia, pembelian oleh PBOC dan bank sentral lainnya telah menjadi faktor kunci bagi kinerja harga emas yang sangat kuat selama dua tahun terakhir. Meski demikian, faktor-faktor lain, seperti inflasi, suku bunga, peristiwa geopolitik, dan minat investor terhadap aset safe haven akan terus membentuk harga emas.

Pada tahun 2024, PBOC mengambil jeda selama enam bulan setelah aksi pembelian emas selama 18 bulan sebelum melanjutkan pembelian emas pada bulan November.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...