Isu Kebijakan Tarif Trump Masih akan Menekan Pergerakan Rupiah


Sejumlah analis memproyeksikan rupiah masih akan melemah hari ini terhadap dolar AS. Hal ini dipicu kebijakan tarif perdagangan yang diterapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
“Kemarin Trump mengumumkan kenaikan tarif impor otomotif jadi 25%. isu kebijakan tarif memang masih jadi sentimen negatif untuk aset berisiko,” kata pengamat pasar uang, Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Kamis (27/3).
Hal ini yang menurut Ariston masih akan menekan pergerakan rupiah. Sementara indeks dolar AS terpantau bergerak lebih tinggi dari pagi sebelumnya di level 104,40-an.
Namun di sisi lain, Ariston menyebut rebound IHSG karena valuasi dianggap sudah membantu penguatan rupiah pada hari kemarin. Ia melihat, kondisi ini juga bisa jadi membantu menahan pelemahan rupiah.
“Potensi pelemahan ke arah Rp 16.600 per dolar AS, potensi penguatan ke level Rp 16.500 per dolar AS,” ucap Ariston.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.08, rupiah dibuka melemah pada level Rp 16.608 per dolar AS. Level ini turun 20,50 poin atau 0,12% dari penutupan sebelumnya.
Sedangkan, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leonh, memperkirakan rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS pada hari ini. Lukman mengatakan dolar AS menguat setelah data penjualan barang tahan lama AS yang lebih kuat dari perkiraan.
“Dolar AS juga didukung oleh pernyataan hawkish mengenai inflasi dan tingkat suku bunga dari dua pejabat The Fed, Kashkari dan Musalem,” ujar Lukman.
Lukman menyebutkan kebijakan baru Trump yang menetapkan tarif impor 25% untuk otomotif juga menekan aset dan mata uang beresiko. Lukman memproyeksikan rupiah akan berada di level Rp 16.500 per dolar AS hingga Rp 16.600 per dolar AS.