Sri Mulyani Ikut Mudik, Harapkan Ekonomi Terdongkrak


Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap Hari Raya Idul Fitri 2025 bisa memacu roda perekonomian. Ia menyebut Lebaran merupakan momentum penting untuk meningkatkan aktivitas ekonomi, terutama di daerah-daerah tujuan mudik. Adapun Sri Mulyani bersama keluarga berencana mudik ke Semarang setelah halalbihalal dengan Presiden Prabowo di Istana Merdeka Jakarta, pada Senin, 31 Maret.
"Saya berharap pusat-pusat aktivitas yang akan menjadi tempat masyarakat berkumpul bisa mendapatkan dampak ekonomi yang lebih baik," kata Sri Mulyani kepada media usai melaksanakan Salat Ied di Masjid Salahhudin, Kantor Direktorat Jendral Pajak, Jakarta Selatan, Senin (31/3). Ia berharap dampak positif bisa dirasakan sektor pariwisata, kuliner, hingga kecantikan.
Ia juga berharap Lebaran tahun ini bisa berjalan dengan lancer, mengingat di beberapa negara seperti Manmar dan Thailand menghadapi bencana gempa bumi yang memakan banyak korban. "Alhamdulillah untuk Indonesia sendiri ini menjadi sesuatu yang baik. Mudah-mudahan Allah terus melindungi bangsa Indonesia dan memberi rahmatNya," ujarnya.
Pelemahan daya beli membayangi ekonomi Indonesia. Tanda-tanda pelemahan daya beli terlihat pada beberapa indikator antara lain impor barang konsumsi jelang Lebarang yang anjlok dan tabungan individu yang turun. Pemerintah membuat beberapa kebijakan untuk mengangkat daya beli dari mulai kenaikan upah minimum, insentif pajak, bansos, tunjangan hari raya untuk Aparatur Sipil Negara, hingga program Makan Bergizi Gratis.
Berdasarkan perhitungan Center of Economics and Law Studies atau Celios, perputaran uang di momen Lebaran pada tahun ini kemungkinan menyusut dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Berdasarkan modelling yang dilakukan Celios pada 2024, tambahan Produk Domestik Bruto (PDB) akibat adanya momen Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri mencapai Rp 168,55 triliun. Sedangkan pada 2025 hanya Rp 140,74 triliun atau turun 16,5 persen,” kata Bhima dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (28/3)