Perang Dagang Makin Panas, Trump Ancam Naikkan Tarif Tambahan ke Cina 50%

Agustiyanti
8 April 2025, 08:00
trump, tarif, cina, perang dagang
Youtube VoA
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memastikan ,semua pembicaraan dengan Cina terkait permintaan negosiasi tarif akan dihentikan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan manaikkan tarif tambahan yang akan dikenakan terhadap barang-barang Cina menjadi 50% jika negara itu tidak menarik rencana untuk membelakukan tarif balasan sebesar 34% atas produk Amerika.

"Jika Tiongkok tidak menarik kenaikan tarif sebesar 34% di atas pelanggaran perdagangan jangka panjang yang telah mereka lakukan paling lambat besok, 8 April 2025, Amerika Serikat akan mengenakan Tarif tambahan sebesar 50% kepada Tiongkok, yang akan berlaku efektif mulai 9 April," kata Trump di akun media sosialnya Truth Social, seperti dikutip dari AP, Selasa (8/4).

Ia juga memastikan ,semua pembicaraan dengan Cina terkait permintaan negosiasi  akan dihentikan.

Sikap Trump menunjukkan lebih kecilnya kemungkinan kebijakan tarif akan ditunda atau ditarik kembali meski tekanan di pasar keuangan meningkat.  Trump yakin bahwa kebijaannya pada akhirnya akan membuahkan hasil berupa lapangan kerja manufaktur meski berdampak buruk pada ekonomi global.

Namun ketika ditanya pada Senin (7/4) apakah akan mempertimbangkan penangguhan tarif yang diberlakukan secara luas, Trump mengaku akan mempertimbangkannya. Presiden AS ini mengatakan, terbuka terhadap negosiasi jika kita dapat membuat kesepakatan yang benar-benar adil dan baik bagi Amerika Serikat.

Ia pun menambahkan bahwa ada kemungkinan untuk mencapai penyelesaian yang dinegosiasikan dengan negara lain dan menerapkan tarif permanen.

Israel dan Vietnam Hapus Tarif Impor Barang AS

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya akan menghapus tarif terhadap barang-barang AS hingga nol. Komitmen serupa juga disampaikan Vietnam.

Meski demikian, Trump tidak berkomitmen untuk menghapus pajak impor baru yang dikenakan pada sekutunya. Gedung Putih juga mengatakan bahwa Trump akan memveto rancangan undang-undang Senat yang akan mengamanatkan persetujuan kongres untuk tarif baru.

Trump pada pekan lalu mengumumkan apa yang disebut tarif timbal balik atas impor dari sekitar 90 negara, yang menambah pajak global sebesar 10% yang diterapkan pada semua produk yang dikirim ke AS. Ia menggambarkan pengumuman tersebut sebagai "Hari Pembebasan" dengan mengatakan bahwa pajak baru diperlukan untuk menghapus ketidakseimbangan perdagangan antara AS dan negara-negara lain, mulai dari Tiongkok hingga negara-negara anggota Uni Eropa. 

Beda Sikap Cina

Cina memberikan sikap yang berbeda terhadap ancaman tarif Trump. Negara ekonomi terbesar di Asia ini mengancam balik akan memberlakukan tarif sebesar 34% pada impor semua produk AS mulai tanggal 10 April. Hal ini memicu Trump menaikkan ancamannya berupa tarif tambahan sebesar 50%.

Jika Trump melaksanakan rencananya, tarif AS atas impor dari China akan mencapai 104%. Pajak baru tersebut akan melengkapi tarif sebesar 20% yang ditujukan untuk memacu Tiongkok agar menindak tegas perdagangan fentanil dan tarif terpisah sebesar 34% yang diumumkan minggu lalu.

Berdasarkan data perwakilan dagang AS, negara ini mengimpor barang senilai sekitar US$439 miliar dari China, mulai dari iPhone Apple hingga pakaian pada tahun lalu.

Menurut analisis dari Yale Budget Lab,   konsumen Amerika mungkin menghadapi biaya lebih tinggi sekitar US$3.789 per tahun karena tarif yang diumumkan sebelumnya, tidak termasuk ancaman pungutan tambahan sebesar 50%.

 
 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...