Perang Dagang AS-Cina Makin Memanas, Rupiah Berpotensi Terus Tertekan


Nilai tukar rupiah menguat tipis 0,11% ke level 16.819 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Kamis (17/4). Namun, rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini di tengah perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dna Cina yang makin memanas.
“Kebijakan tarif Trump masih menjadi isu utama yang menekan aset berisiko. Perang tarif antara dua negara besar, AS dan Cina, menjadi kekhawatiran pasar,” kata pengamat pasar uang, Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Kamis (17/4).
Presiden AS Donald Trump kembali menaikkan tarif impor resiprokal atau timbal balik untuk Cina dari 125% menjadi hingga 245%. Merespons hal ini, perwakilan Cina menyatakan mereka tidak takut perang dagang.
Gubernur The Fed, Jerome Powell pada Rabu (16/4) secara implisit mengkhawatirkan dampak kebijakan tarif Trump terhadap kenaikan harga di AS. Ariston menyebut, ada peluang Bank Sentral AS tidak memangkas suku bunga lagi.
“Hal ini juga menekan rupiah terhadap dolar AS,” ujar Ariston.
Ia menjelaskan, pergerakan emas yang menembus all time high di atas US$ 3.300 per troy ons menunjukkan minat pasar yang tinggi terhadap aset aman. Hal ini memicu tekanan pada kelompok aset berisiko, termasuk rupiah.
“Peluang pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp 16.900 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp 16.800 per dolar AS,” ujar Ariston.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.30 WIB, rupiah dibuka menguat namun masih berada pada level Rp 16.818 per dolar AS. Level ini menguat 18,50 poin atau 0,11% dari penutupan sebelumnya.
Potensi Penguatan Rupiah Terbatas
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menilai rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS. “Dolar AS yang masih terus tertekan oleh kekuatiran seputar kebijakan tarif Trump serta sikap dovish dalam pidato Powell,” ujar Lukman.
Namun, menurut dia, penguatan rupiah ini akan terbatas oleh sentimen risk off di pasar ekuitas serta sentimen domestik yang masih lemah. Lukman memproyeksikan rupiah akan bergerak di level Rp 16.750 per dolar AS hingga Rp 16.850 per dolar AS.