AS Jadi Penyumbang Utama Surplus Perdagangan RI dalam 10 Tahun Terakhir

Rahayu Subekti
21 April 2025, 15:10
neraca perdagangan, surplus perdagangan
ANTARA FOTO/Moch Asim/rwa.
Ilustrasi. BPS mencatat, ada tiga negara yang konsisten menjadi penyumbang utama surplus pada neraca perdagangan Indonesia dalam 10 tahun terakhir yakni India, Filipina, dan Amerika Serikat.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pusat Statistik mencatat, surplus neraca perdagangan dengan Amerika Serikat terus naik dalam 10 tahun terakhir. Surplus perdagangan itu menjadi alasan Presiden Donald Trump berencana mengenakan tarif impor sebesar 32% terhadap produk Indonesia, yang kini sedang ditangguhkan selama 90 hari.

BPS mencatat, ada tiga negara yang konsisten menjadi penyumbang utama surplus pada neraca perdagangan Indonesia dalam 10 tahun terakhir yakni India, Filipina, dan Amerika Serikat.

“Amerika Serikat merupakan penyumbang utama surplus neraca perdagangan Indonesia dalam 10 tahun terakhir,” kata Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (21/4).

Dia menjelaskan, surplus neraca perdagangan tertinggi dengan Amerika Serikat terjadi pada 2022 mencapai US$ 16,57 miliar. Amalia menjelaskan, tren peningkatan neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika, terutama didorong oleh barang-barang nonmigas. 

Surplus perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat dalam 10 tahun terakhir:

TahunSurplus Perdagangan
2015US$ 8,65 Miliar
2016US$ 8,84 Miliar
2017US$ 9,67 Miliar
2018US$ 8,26 Miliar
2019US$ 8,58 Miliar
2020US$ 10,04 Miliar
2021US$ 14,54 Miliar
2022US$ 16,57 Miliar
2023US$ 11,97 Miliar
2024US$ 14,34 Miliar

Sumber: BPS

Adapun sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan dengan Amerika Serikat sebesar US$ 4,32 miliar. “Dimana nilai ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang sebesar US$ 3,61 miliar,” ujar Amalia.

Komoditas Unggulan Perdagangan dengan AS

BPS mencatat. komoditas utama yang diperdagangkan untuk ekspor Indonesia ke Amerika Serikat dalam tiga bulan pertama tahun ini didominasi komoditas nonmigas.

“Komoditas migas utamanya yaitu mesin dan perlengkapan elektrik, lalu pakaian dan aksesorisnya dalam rajutan, serta alas kaki,” kata Amalia.

Pada komoditas migas, Indonesia banyak mengimpor crude petroleum oil atau CPO dan liquefied propane dan liquefied butane, sedangkan impor nonmigas yang dilakukan Indonesia dari Amerika Serikat meliputi mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.

“Indonesia juga impor biji dan buah yang mengandung minyak terutama kedelai dan mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya,” ujar Amalia

Sementara itu, komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat selama periode Januari-Maret 2025 adalah mesin dan perlengkapan elektrik. Selain itu, Indonesia mengekspor alas kaki,  pakaian dan aksesoris rajutan, hingga lemak dan minyak hewan nabati atau minyak sawit.

“Sepanjang Januari sampai dengan Maret 2025 nilai ekspor keempat komoditas ini mengalami peningkatan yang relatif baik dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu,” kata Amalia.

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan