Hadapi Tarif Trump, Malaysia dan Singapura Bentuk Kawasan Ekonomi SEZ

Ferrika Lukmana Sari
22 April 2025, 08:06
Singapura
Unsplash
Singapura
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah Singapura dan Malaysia memperkenalkan Johor-Singapore Special Economic Zone (SEZ) sebagai upaya kerja sama dua negara dalam menghadapi ketidakpastian global akibat kebijakan tarif yang diterapkan Amerika Serikat (AS).

Hal ini disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Singapura Gan Kim Yong, pada forum bisnis yang diadakan di Persada Johor International Convention Centre, Senin (21/4).

Menurut Gan, SEZ ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk memperkuat rantai pasokan meskipun ada kebijakan proteksionisme yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump.

“SEZ ini memungkinkan negara-negara dengan kepentingan sama dapat bekerja sama untuk menghadapi tantangan dan menciptakan manfaat bersama," ujar Gan dalam pidatonya dikutip dari Channel News Asia, Senin (21/4).

Kawasan ekonomi ini bertujuan mendorong investasi di 11 sektor, yaitu manufaktur, logistik, ketahanan pangan, pariwisata, energi, ekonomi digital, ekonomi hijau, layanan keuangan, layanan bisnis, pendidikan, dan kesehatan.

SEZ ini akan mencakup area seluas 3.571 km persegi di bagian selatan Johor, dan terdiri dari sembilan kawasan unggulan yang masing-masing difokuskan pada sektor ekonomi yang berbeda.

SEZ Sebagai Solusi Rantai Pasokan

Gan menekankan bahwa kawasan ekonomi khusus ini hadir di waktu yang sangat tepat, memberikan kesempatan bagi perkembangan bisnis dan memperkuat rantai pasok kedua negara.

Di tengah ketidakpastian global dan kebijakan proteksionisme yang meningkat, SEZ ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk beradaptasi dan tumbuh lebih baik.

“Krisis selalu membawa peluang. Perusahaan yang dapat beradaptasi cepat dengan perubahan ini akan menemukan peluang baru,” kata Gan.

Ia juga mengungkapkan bahwa proyek bersama, seperti pertanian vertikal dalam ruangan yang dikembangkan oleh perusahaan agritech Singapura, Archisen, dan anak perusahaan Johor Corporation, FarmByte, menjadi contoh nyata.

Proyek ini menunjukkan bagaimana SEZ dapat menghubungkan sektor-sektor yang beragam dan mendukung pertumbuhan bisnis di tengah ketidakpastian global.

Penguatan Infrastruktur dan Proses Bisnis

Sebagai bagian dari komitmen untuk memperkuat SEZ, Gan mengungkapkan bahwa pemerintah Singapura berencana untuk meningkatkan alur barang dan orang antara Singapura dan Johor dengan menyederhanakan proses pemeriksaan dan prosedur bea cukai.

Kedua negara juga akan mempercepat proses persetujuan, menginvestasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, dan menyediakan satu pintu pelayanan bagi perusahaan.

“Pemerintah Singapura dan Malaysia berkomitmen untuk memperkuat fondasi SEZ ini dengan meningkatkan konektivitas dan kemudahan berbisnis, yang akan membuka peluang lebih besar bagi investor,” kata Gan.

Untuk mendukung perusahaan-perusahaan Singapura yang ingin berekspansi ke kawasan ini, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura bersama Enterprise Singapore dan Singapore Economic Development Board (EDB) akan mendirikan kantor proyek bersama.

Kantor ini akan melengkapi Invest Malaysia Facilitation Centre–Johor (IMFC-J) yang didirikan oleh Malaysia. IMFC-J mulai beroperasi pada akhir Februari di Forest City.

Menteri Besar Johor Onn Hafiz menyebut kantor ini sebagai pusat layanan terpadu yang menyediakan konsultasi bisnis bagi perusahaan yang ingin berinvestasi di SEZ. Ini adalah kantor pertama di luar Lembah Klang yang menawarkan layanan semacam ini.

Kawasan Industri ASEAN dan Regulasi Sandbox 

Selain itu, pemerintah juga Johor mengajukan dua inisiatif baru untuk memperkuat SEZ. Pertama, Johor mengusulkan untuk membangun Kawasan Industri ASEAN di dalam SEZ, yang akan fokus pada sektor manufaktur canggih, teknologi hijau, dan ekonomi digital.

Kawasan industri ini bertujuan untuk menarik investasi dari negara-negara anggota Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan mendorong transfer teknologi serta meningkatkan daya saing kawasan ASEAN.

Anggota RCEP mencakup seluruh 10 negara ASEAN serta enam mitra dagang seperti Australia, Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru.

"Kami juga berharap taman industri ini dapat menawarkan insentif khusus, seperti pemotongan pajak dan kemudahan mobilitas pekerja dan pelonggaran repatriasi dana untuk membuat investor asing tertarik," ujar Onn Hafiz.

Selain itu, Johor juga berencana menciptakan Johor Regulatory Sandbox, yang akan menjadi lingkungan fleksibel untuk menguji teknologi, kebijakan, dan model bisnis baru, khususnya di sektor-sektor yang terbatas oleh regulasi saat ini, seperti fintech dan energi terbarukan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan