Perang Dagang Memukul Ekonomi AS dan Cina, Siapa yang Paling Babak Belur?
Dana Moneter Internasional atau IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat lebih dalam dibandingkan Cina. di tengah perang dagang yang memanas antara kedua negara. Proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada tahun ini dipangkas 0,9% menjadi 1,8%, sedangkan Cina sebesar 0,6% menjadi 4%.
IMF merilis pembaruan untuk Prospek Ekonomi Dunia yang disusun hanya dalam 10 hari setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif universal pada hampir semua mitra dagang dan tarif yang lebih tinggi terhadap sejumlah negara, yang kini sedang ditangguhkan.
Lembaga ini pada Januari 2025 memproyeksi pertumbuhan ekonomi Cina pada tahun ini dapat mencapai 5,4%, sedangkan AS mencapai 2,7%.
IMF dalam laporan terbarunya juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada tahun depan sebesar 0,4% menjadi 1,7%, sedangkan Cina dipangkas 0,5% menjadi 4%.
Direktur Departemen Riset IMF Pierre‑Olivier Gourinchas menjelaskan, pihaknya melihat tanda-tanda perlambatan ekonomi AS, bahkan sebelum Presiden Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif. "Jadi, sebenarnya, revisi ke bawah 0,9% yang baru saja saya sebutkan, mungkin hanya 0,4% yang berasal dari tarif," ujar Gourinchas dalam konferensi pers pada Selasa (22/4), seperti termuat dalam laman IMF.
Menurut dia, ekonomi AS melambat setelah tumbuh kuat pada tahun lalu. Angka konsumsi dan kepercayaan konsumen tercatat menurut. Namun, ia memastikan, IMF tak melihat kemungkinan terjadinya resesi pada ekonomi AS.
Meski memangkas pertumbuhan ekonomi AS pada tahun ini lebih besar dibandingkan Cina, IMF melihat dampak tarif memberikan pukulan ekonomi yang lebih besar terhadap Cina.
Gourinchas menjelaskan, tarif tinggi yang ditetapkan Presiden Donald Trump merevisi negatif pertumbuhan ekonomi Cina mencapai 1,3%.
"Jadi mengapa kami hanya memangkas 0,6%? Karena ada faktor lain yang membantu mendukung pertumbuhan Tiongkok pada tahun 2025 dan 2026. Salah satunya, yang cukup pentingadalah dukungan fiskal." kata dia.
Dukungan fiskal yang diumumkan pemerintah Tiongkok merevisi ke atas prospek pertumbuhan ekonomi Cina sebesar 0,5%. "Jadi, dampak dari ketegangan perdagangan ini terhadap Cina, sangat signifikan, tetapi sebagian sudah diimbangi." kata dia.
