Rupiah Berpotensi Menguat Usai Trump Beri Sinyal Melunak Terhadap Cina


Sejumlah analis memproyeksikan pergerakan rupiah akan menguat terhadap dolar AS pada hari ini. Proyeksi tersebut muncul setelah kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang cenderung lebih melunak terhadap Cina.
"Sentimen pasar terlihat lebih positif dibandingkan kemarin, dipicu oleh pernyataan Trump yang mempertimbangkan untuk menurunkan tarif barang dari Cina," ujar pengamat pasar uang, Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Kamis (24/5).
Menurut Ariston, kebijakan Trump ini berpotensi membuka peluang bagi negosiasi terkait tarif untuk berjalan lebih lancar. Dia memproyeksikan rupiah dapat menguat terhadap dolar AS ke level Rp 16.800, dengan potensi resisten di kisaran Rp 16.880.
Namun, Ariston juga mengingatkan bahwa potensi pelemahan rupiah tetap ada, salah satunya disebabkan oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih rendah dari sebelumnya oleh Bank Indonesia.
"Pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi ini dapat memberikan sentimen negatif terhadap rupiah dan membatasi penguatan lebih lanjut," katanya.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.15 WIB, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.869 per dolar AS, mencatatkan penguatan sebesar 2,50 poin atau 0,01% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Senada dengan Ariston, analis Doo Financial Futures Lukman Leong juga memproyeksikan rupiah berpotensi menguat hari ini. Menurut Lukman, penguatan rupiah ini didorong oleh membaiknya sentimen pasar terkait harapan kesepakatan antara China dan AS.
Selain itu, keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuna serta upaya menjaga stabilitas rupiah juga turut mendukung mata uang Garuda. Ia memperkirakan rupiah akan berada pada level Rp 16.750 hingga Rp 16.900 per dolar AS pada hari ini.