Airlangga dan Sri Mulyani Paparkan Hasil Sementara Negosiasi RI dan AS

Sorta Tobing
25 April 2025, 10:20
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama tim negosiasi tarif dagang Indonesia di Amerika Serikat, Jumat (18/4).
katadata
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama tim negosiasi tarif dagang Indonesia di Amerika Serikat, Jumat (18/4).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat telah menandatangani hasil perundingan teknis yang tertuang dalam kerangka kerja sama.

Nantinya kerangka kerja atau framework agreement itu akan memuat hal-hal yang bakal disepakati kedua belah pihak. “Pembahasan substansi teknis akan dilakukan dalam dua pekan mendatang,” kata Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/4). 

Dengan ditandatanganinya dokumen itu, secara resmi proses negosiasi tingkat teknis antara Indonesia dan AS untuk membahas isu tarif impor dimulai. Targetnya, dalam waktu 60 hari keduanya akan menyelesaikan pembahasan tersebut. 

Selain itu, kedua pihak juga mulai membahas dan mendalami penawaran dan permintaan dari Indonesia. Pihak Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) menyambut baik proposal dari negara ini. 

Komponen substansi yang dibicarakan kedua tim teknis mencakup akses ke pasar dan perkiraan tarif nasional (NTE). Pihak USTR menekankan pentingnya paket final yang akan menjadi bahan pertimbangan Presiden AS Donald Trump sebagai penentu akhir keputusan. 

Selain dengan USTR, Pemerintah Indonesia juga  bertemu dengan pelaku usaha AS, seperti The United States-Indonesia Society (USINDO) dan Kamar Dagang Amerika Serikat (US Chamber of Commerce).

Menteri Keuangan Sri Mulyani kemarin juga melaporkan perkembangan negosiasi tarif dengan AS. Hari ini ia dijadwalkan bertemu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent. 

Ia mengatakan situasi di AS masih sangat dinamis. Ketidakpastian arah kebijakan dan interaksi antara negara itu dengan Cina masih terus berkembang. Indonesia, dalam hal ini, menjalankan negosiasi dengan pendekatan aktif. “Semua akan dirumuskan pada saat kami kembali dari perjalanan ini,” ucap Bendahara Negara. 

Pemerintah AS, menurut Sri Mulyani, tidak sedang menciptakan krisis tapi ingin mewujudkan sistem perdagangan yang adil. Proses negosiasi ini akan berkembang menjadi reformasi sistem perdagangan global, termasuk peran Organisasi Perdagangan Dunia alias WTO. 

Indonesia, menurut dia, memiliki posisi relatif kuat karena ekonomi domestik yang solid, reformasi struktural, perbaikan produktivitas, dan ketahanan pangan. “Jadi, negosiasi untuk saling memberi dan menawarkan, kemudian kompromi. Tujuannya win-win solution,” kata Sri Mulyani. 



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti, Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan