Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi Hanya 4,7%

Desy Setyowati
28 April 2025, 06:54
bank dunia, pertumbuhan ekonomi,
ANTARA FOTO/Maulana Surya/YU
Warga memilih berbagai hidangan untuk berbuka puasa saat Pasar Takjil Ramadhan di Jayengan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (1/3/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya 4,7%. Angka ini lebih rendah dibandingkan laporan pada Oktober 2024 yakni 5,1%.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 diprediksi 4,8% dan 5% pada 2027. “Pertumbuhan diproyeksikan mencapai rata-rata 4,8% hingga 2027, tetapi ketidakpastian dalam kebijakan perdagangan dapat memengaruhi investasi dan pertumbuhan,” kata Bank Dunia dalam laporan Macro Poverty Outlook, dikutip dari Antara, Minggu (27/4).

Menurut Bank Dunia, pertumbuhan Indonesia tetap tangguh. Kemiskinan dan pengangguran menurun, tetapi penciptaan lapangan kerja kelas menengah tertinggal.

Ketidakpastian kebijakan global dan domestik memicu arus keluar portofolio, yang menekan rupiah.

Oleh karena itu, reformasi struktural untuk mempercepat pertumbuhan produktivitas, di samping kehati-hatian fiskal dan moneter, merupakan kunci untuk memajukan agenda pertumbuhan pemerintah.

Indonesia mencapai status negara berpendapatan menengah ke atas pada 2023 dan menargetkan status negara berpendapatan tinggi pada 2045.

Guna mencapai tujuan itu, Indonesia harus mempercepat pertumbuhannya hingga setidaknya 6%. Sementara itu, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029 melalui investasi yang lebih tinggi.

Dalam laporan tersebut, Bank Dunia mengungkapkan ketidakpastian atas kebijakan perdagangan global dan penurunan harga komoditas akan memengaruhi persyaratan perdagangan Indonesia dan kepercayaan investor.

Meskipun sulit untuk mengukur dampak penuh dari langkah-langkah terkini karena pergeseran kebijakan mungkin terus terjadi, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan melambat menjadi rata-rata 4,8% selama 2025 - 2027.

Stimulus untuk mendorong konsumsi rumah tangga ditambah dengan reformasi yang direncanakan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi dapat mengimbangi dampak itu. Pembentukan modal juga diharapkan meningkat secara bertahap, karena investasi melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara alias Danantara terwujud.

Pertumbuhan konsumsi swasta diprediksi tetap tangguh, dengan sedikit moderasi karena kurangnya lapangan kerja berkualitas.

Tingkat kemiskinan, yang diukur pada garis negara berpenghasilan menengah ke bawah atau Lower Middle Income Country (LMIC), diproyeksikan turun menjadi 11,5% pada 2027.

Belanja negara untuk mengakomodasi program-program prioritas baru diperkirakan membuat defisit anggaran naik menjadi 2,7% dari produk domestik bruto atau PDB. Belanja diprediksi akan dialihkan lebih jauh untuk pengeluaran sosial, termasuk Program Makanan Bergizi yang baru.

Sementara itu, utang diramal stabil pada level sekitar 41% dari PDB, dengan biaya pinjaman yang lebih tinggi mendorong pembayaran bunga menjadi 19% dari total pendapatan.

Di tengah kondisi keuangan global yang terbatas dan langkah-langkah kebijakan perdagangan, defisit transaksi berjalan diproyeksikan melebar hingga 1,7% dari PDB pada 2027 atau di bawah tingkat sebelum pandemi.

Penanaman modal asing langsung diramal tetap menjadi sumber utama pendanaan eksternal, yang sebagian besar diarahkan pada hilirisasi industri. Angkanya diperkirakan meningkat secara bertahap, karena investor asing mencari stabilitas kebijakan yang lebih baik.

"Risiko terhadap prospek cenderung menurun. Ketidakpastian kebijakan perdagangan, harga komoditas yang lebih lemah, dan ketidakpastian kebijakan domestik dapat menimbulkan tantangan bagi pertumbuhan," kata Bank Dunia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan