Perang Dagang Mereda, Rupiah Perkasa ke Level 16.500 per Dolar AS


Nilai tukar rupiah menguat 0,23% ke level 16.538 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Jumat (2/5). Rupiah terdongkrak seiring perang dagang yang mereda seiring mulai adanya kesepakatan tarif antara AS dan sejumlah negara lain.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menjelaskan, sentimen pasar keuangan pagi ini terlihat membaik dengan positifnya pergerakan indeks saham regional pagi ini. Selain itu, menurut dia, ada sinyal dari pemerintah Cina yang terbuka terhadap proses negosiasi tarif dengan AS.
"Ini tentunya kabar positif untuk pasar keuangan. Rupiah berpeluang menguat lagi terhadap dolar AS," ujar Ariston kepada Katadata.co.id.
Namun di sisi lain, menurut dia, proyeksi pelambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari Lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia, dan juga kontraksi indeks manufaktur Indonesia pada April 2025 dapat memberikan sentiment negatif ke rupiah.
Ia memperkirakan rupiah potensi penguatan ke area 16.550 per dolar AS, dengan potensi resistance di kisaran 16.630 per dolar AS.
Sebaliknya, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong melihat rupiah berpotensi melemah seiring menguatnya dolar AS yang terdampak pernyataan Trump akan potensi kesepakatan tarif dengan India, Korea, Jepang Dan Cina.
Ia memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisara 16.550 hingga 16.650 per dolar AS.
Ekonom KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga melihat rupiah akan melemah hari ini dan bergerak di rentang 16.575 - 16,825 per dolar AS. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain pelemahan ekonomi AS yang diindikasikan oleh data PMI Manufaktur dan ketenagakerjaan AS.
Faktor eksternal lainnya, menurut dia, ada kekhawatian risiko global yang meningkar seiring pemadaman listrik massal di Eropa, penurunan peringkat utang Thailand oleh Moody's. Sedangkan dari dalam negeri, inflasi pada April naik cukup tinggi dan PMI manufaktur kembali ke level kontraksi.