Kinerja Sektor Pertambangan Negatif, Pertumbuhan Ekonomi Maluku Papua Anjlok

Rahayu Subekti
5 Mei 2025, 13:57
freeport, papua tengah, pertumbuhan ekonomi
KATADATA/
Ilustrasi. Ekonomi Papua Tengah terkontraksi hingga 8% akibat pemeliharaan tambang tembaga biji logam.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi wilayah Maluku dan Papua anjlok menjadi 1,69% pada kuartal I 2025 di tengah kinerja negatif sektor pertambangan. Pertumbuhan ekonomi wilayah timur Indonesia ini sempat melesat 12,5% pada kuartal I 2024.

Berdasarkan catatan BPS, Papua Tengah menjadi provinsi dengan kinerja ekonomi paling buruk yakni minus 25%, dengan andil terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah minus 8,19%. Ekonomi di wilayah ini terutama bersumber dari kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia. 

"Pertambangan biji logam terkontraksi 11,83% akibat adanya pemeliharaan besar yang direncanakan pada tambang tembaga dan emas di Papua Tengah," ujar Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.

Amalia menjelaskan, kontraksi pada pertambangan biji dan logam menyebabkan sektor pertambangan secara keseluruhan menjadi satu-satunya sektor yang memiliki kinerja negatif pada kuartal I 20255, yakni sebesar 1,23%. Padahal, sektor pertambangan tumbuh mencapai 9,23% pada kuartal I 2024. 

Menurut catatan Amalia, kontraksi pada sektor pertambangan juga disebabkan oleh kontraksi pada pertambangan batu bara dan lignit yang mencapai 0,91% akibat penurunan permintaan pasar global. 

BPS juga mencatat Maluku Utara tercatat menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi di wilayah Maluku dan Papua pada kuartal I 2025 mencapai 34,58%. Sektor ekonomi di wilayah Maluku Utara juga digerakkan oleh aktivitas pertambangan, khususnya nikel. 

Amalia mencatat, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2025 secara wilayah masih dikontribusikan oleh Pulau Jawa. Sedangkan Pulau Sulawesi tercatat memiliki pertumbuhan tertinggi.

“Pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa dan Sulawesi berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Amalia.

Ia menjelaskan, ekonomi Pulau Jawa tumbuh 4,99%, sedangkan Pulau Sulawesi tumbuh sebesar 6,40%. Adapun pulau memiliki kontribusi paling besar secara nasional yakni 57,43% dan diikuti Sumatra 22,14%. Sedangkan kontribusi Sulawesi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara total mencapai 6,95%.

Amalia menjelaskan, sumber pertumbuhan utama Pulau Jawa adalah industri pertanian, perdagangan, dan informasi komunikasi. Adapun provinsi yang memberikan sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi di Pulau Jawa adalah DKI Jakarta dengan andil pertumbuhannya 1,40%.

BPS mencatat, sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan menjadi pendorong utama ekonomi Sulawesi. Demikian pula dengan ekonomi di Pulau Sumatera.  

Di sisi lain, BPS mencatat sumber pertumbuhan utama untuk Pulau Bali Nusra adalah pertanian, administrasi pemerintahan, dan perdagangan. Provinsi yang memberikan sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan Bali Nusra adalah Provinsi Bali Dengan andil pertumbuhannya sebesar 2,59%.

Sementara itu, sumber pertumbuhan utama di Pulau Kalimantan adalah industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian. 

 

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan