Luhut Nilai Positif Pertumbuhan Ekonomi 4,87%: Tak Jauh Beda dengan Era Jokowi


Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ekonomi Indonesia yang tumbuh 4,87% pada kuartal pertama tahun ini masih terkendali. Dia mengatakan situasi itu bakal membaik pada kuartal selanjutnya.
Luhut mengatakan bahwa keadaan ekonomi Indonesia pada semester pertama Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto saat ini hampir sama dengan kondisi di masa Pemerintahan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
“Mungkin kalau lihat datanya zaman Pak Jokowi, tidak beda jauh,” kata Luhut di Istana Merdeka Jakarta pada Senin (5/5).
Luhut juga menekankan situasi ekonomi domestik ke depan masih positif di tengah pelemahan konsumsi pemerintah hingga 1,38%. “Itu harus kami genjot lagi,” ujar Luhut.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan situasi ril penurunan belanja negara akan dilaporkan secara komprehensif pada kuartal kedua mendatang.
“Nanti kami lihat di kuartal, kan baru dibuka di kuartal dua,” kata Airlangga pada kesempatan yang sama.
Dia juga tidak memberikan keterangan lanjutan ihwal asumsi penurunan belanja negara karena program efisiensi pemerintah. “Faktor turunnya ada di (setiap) sektor,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 mencapai 4,87%. Pertumbuhan ini melambat dibandingkan kuartal I 2024 yang mencapai 5,11% dan jauh dari target pemerintah tahun ini sebesar 5,2%.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, ekonomi Indonesia berdasarkan besaran produk domestik bruto atau PDB pada kuartal I 2025 atas dasar harga berlaku mencapai 5.685,9 triliun. Sedangkan PDB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp 3.113,3 triliun.
"Pertumbuhan ekonomi kuartal I adalah sebesar 4,87% secara tahunan dan jika dibandingkan kuartal sebelumnya atau secara kuartalan minus 0,98%," ujar Amalia dalam konferensi pers, Senin (5/5).
Amalia mencatat, konsumsi rumah tangga tumbuh melambat sebesar 4,89% pada kuartal I 2025 meski didorong oleh momen Ramadan dan Idulfitri.
Perlambatan pertumbuhan juga terjadi pada produk modal tetap bruto atau PMTB juga tumbuh melambat dari 3,78% menjadi 2,12%. Adapun pertumbuhan PMTB yang masih terjadi didorong oleh komponen mesin dan perlengkapan, serta kendaraan.