Strategi Pemerintah Dongkrak Ekonomi Kuartal II: Gaji ke-13 dan Bansos


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan, pemerintah sudah menyiapkan strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025. Salah satunya dengan menjaga daya beli masyarakat melalui penyaluran bantuan sosial dan gaji ke-13 bagi aparatur sipil negara atau ASN.
"Pencairan gaji ke-13 dan penyaluran bansos diharapkan memberikan stimulus bagi perekonomian nasional, terutama dalam mendorong konsumsi rumah tangga," ujar Airlangga dalam pernyataan tertulisnya, Senin (5/5).
Airlangga menjelaskan, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan yang berfokus pada peningkatan daya beli, stimulus ekonomi, dorongan investasi, dan akselerasi belanja untuk mendorong ekonomi pada kuartal II 2025. Sejumlah lembaga meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat pada tahun ini.
Katadata.co.id mencoba mengkonfirmasi kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berkaitan dengan jadwal pencairan gaji ke-13 untuk AS. Namun, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu, Deni Surjantoro mengatakan masih perlu memastikan kepada unit terkait.
Namun, pemerintah saat ini telah memberikan insentif fiskal di sektor properti, otomotif, dan padat karya. Hal ini juga didukung dengan Upaya dalam menjaga stabilisasi harga pangan.
Perbaikan Iklim Investasi
Airlangga mengatakan, pemerintah juga telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Perluasan Lapangan Kerja untuk mendorong iklim investasi. Pemerintah juga telah menyederhanakan perizinan melalui Inpres Deregulasi, Penyelesaian Revisi Perpres Bidang Usaha Penanaman Modal (BUPM) dan mengimplementasikan Kredit Investasi untuk Industri Padat Karya.
Selain itu, menurut dia, terdapat upaya optimalisasi capital expenditure BUMN, optimalisasi penyaluran KUR atau Kredit Usaha Rakyat, serta mendorong implementasi kredit investasi untuk industri padat karta.
“Ini dilakukan untuk menciptakan lapangan kerja baru," ujar Airlangga.
Ia memastikan, akselerasi belanja pemerintah menjadi fokus utama dengan target penyerapan bisa lebih tinggi dari siklus triwulannya. Airlangga menegaskan, hal ni untuk mendorong efek berganda atau multiplier effect terhadap pertumbuhan.
“Pemerintah juga terus melakukan mitigasi risiko terkait kebijakan Trump 2.0 dan perluasan pasar ekspor melalui negosiasi tarif dengan Amerika Serikat serta penyelesaian kerja sama EU-CEPA,” kata Airlangga.
Konsumsi Rumah Tangga Melambat
Ekonomi Indonesia kuartal I 2025 hanya tumbuh 4,87% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan terjadi pada hampir semua komponen pengeluaran, kecuali pengeluaran konsumsi rumah tangga yang hanya 4,89% secara tahunan.
Konsumsi rumah tangga ini juga lebih kecil dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang ada di level 4,91%. Lalu juga melambat dibandingkan kuartal IV 2024 yang mencapai 4,98%.
Meski begitu, Amalia menyebut konsumsi rumah tangga itu masih tinggi. “Ini karena didorong oleh adanya liburan serta momen Ramadan dan menjelang Idulfitri pada Maret 2025.” Kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/5).