Setoran PNBP Kuartal I Anjlok 26% Gara-gara Dividen BUMN Dialihkan ke Danantara


Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan negara bukan pajak atau PNBP pada kuartal I 2025 sebesar Rp 115,9 triliun, anjlok 26,04% dibandingkan tahun lalu Rp 156,70 triliun. Realisasi PNBP anjlok seiring pengalihan pengelolaan dividen BUMN ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara.
“PNBP ini sampai dengan maret 2025 telah mencapai Rp 115,9 triliun yang artinya sekitar 22,6% dari target PNBP secara keseluruhan Rp 513,6 triliun,” kata Wakil Menteri Keuangan sekaligus Pelaksana Harian (Plh) Dirjen Anggaran Suahasil Nazara dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR, Kamis (8/5).
Suahasil mencatat, komponen kakayaan negara yang dipisahkan dalam PNBP anjlok 74,6% pada kuartal I 2025 menjadi Rp 10,88 triliun. Angka ini baru mencapai 12,1% dari target APBN 2025 sebesar Rp 90 triliun.
Suahasil menjelaskan, penurunan pendapatan dari kekayaan negara yang dipisahkan disebabkan oleh dividen BUMN mulai dialihkan ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara alias BPI Dananatara.
"Sampai Maret 2025 tidak terdapat tambahan setoran PNBP KND, mengingat telah ditetapkannya UU Nomor 1 Tahun 2025 tentang BUMN maka setoran dividen BUMN berpindah ke BPI Danantara," ujar Suahasil.
Pada Januari 2025, Kemenkeu hanya menerima setoran dividen interim dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI untuk tahun buku 2024. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, Kemenkeu masih menerima banyak setoran dividen dari perbankan.
"Kalau kita bandingkan dengan tahun lalu, BUMN perbankan banyak membayarkan dividen interim mencapai Rp 36,1 triliun yang membuat di Januari-Maret 2024 penerimaan dividen dari BUMN sudah Rp 42,9 triliun," kata Suahasil.
Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu sebelumnya mengakui realisasi PNBP pada Kuartal I 2025 turun. Hal ini dikarenakan salah satu komponen PNBP merosot yaitu KND.
Sejak Danantara diluncurkan pada 24 Februari 2025, dividen BUMN sudah tidak lagi masuk ke kas negara. “Jadi jangan kaget kalau kok turun sekali? Itu turun sekali sebagian besar karena KND," kata Anggito dalam konferensi pers APBN KiTA, Rabu (30/4).