Rupiah Menguat di Level 16.400 per Dolar Imbas Data Inflasi AS

Rahayu Subekti
16 Mei 2025, 09:43
rupiah, rupiah melemah, kurs
ANTARA FOTO/Fathul Habib Sholeh/sgd/Spt.
Ilustrasi. Kurs rupiah dibuka menguat 60 poin di level 16.468 per dolar AS.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah diperkirakan menguat di level 16.400 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Jumat (16/5). Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan, penguatan rupiah masih berlanjut imbas data inflasi produsen Amerika yang lebih lemah dari perkiraan.

“Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang melemah setelah data inflasi produsen itu, Rupiah akan berada di level 16.450 per dolar AS hingga 16.550 per dolar AS,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Jumat (16/5).

Indeks harga produsen AS pada April 2025 menyusut di level 0,5%. Data terbaru ini menunjukkan pelemahan permintaan terhadap perjalanan udara dan akomodasi hotel karena terdampak efek kebijakan perdagangan proteksionis hingga pengetatan imigrasi.

Mengutip data Bloomberg, kurs rupiah dibuka menguat 60 poin di level 16.468 per dolar AS. Rupiah terus menguat ke level 16.441 per dolar AS hingga pukul 09.30 WIB. 

Menanti Isyarat The Fed

Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi juga memproyeksikan rupiah masih akan melanjutkan penguatan.

“Mata uang rupiah fluktuatif,  tetapi ditutup menguat di level 16.470 per dolar AS hingga 16.530 per dolar AS,” kata Ibrahim.

Ibrahim mengatakan, fokus saat ini tertuju pada serangkaian pembacaan ekonomi AS yang akan datang.Ketua The Fed Jerome Powell akan mengisyaratkan lebih lanjut kondisi ekonomi Amerika Serikat dalam pidatonya.

Penurunan inflasi yang berkelanjutan diperkirakan akan meningkatkan taruhan pada pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS pada tahun ini.

Powell diproyeksikan juga akan memberikan gambaran kebijakannya setelah bank sentral mempertahankan suku bunga pada pekan lalu. “Powell diperkirakan akan berbicara tentang kerangka kebijakan moneter, cetak biru yang digunakan The Fed untuk memutuskan sasarannya untuk memaksimalkan lapangan kerja, stabilitas harga, dan suku bunga,” ujar Ibrahim.

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan