RI Diramal Deflasi Jelang Pengumuman Stimulus Ekonomi
Sejumlah ekonom memproyeksikan Indonesia akan mengalami deflasi pada Mei 2025 menjelang pengumuman stimulus ekonomi dari pemerintah. Pemerintah tengah menyiapkan paket stimulus ekonomi pada kuartal II 2025 untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
“Pada Mei 2025 diperkirakan akan mengalami deflasi secara bulanan dengan estimasi sebesar 0,27% secara bulanan setelah pada April tercatat inflasi tinggi 1,17% secara bulanan akibat lonjakan musiman selama periode Lebaran,” kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, Senin (2/6).
Dia menjelaskan, penurunan harga ini terutama didorong oleh normalisasi harga pangan setelah Idulfitri 2025, seperti cabai merah dan cabai rawit. Komoditas pangan utama seperti beras dan produk unggas juga diperkirakan masih mencatatkan inflasi, tetapi dalam skala moderat.
Di luar kelompok pangan bergejolak, harga yang diatur pemerintah atau administered prices juga diperkirakan mengalami deflasi meski tidak sedalam kelompok pangan. “Hal ini disebabkan oleh turunnya harga BBM nonsubsidi akibat pelemahan harga minyak global pada April serta penurunan tarif angkutan udara menyusul berakhirnya lonjakan permintaan saat Lebaran,” kata Josua.
Sementara itu, Josua memproyeksikan inflasi secara keseluruhn diperkirakan melandai dari 1,95% secara tahunan pada April menjadi sekitar 1,70% pada Mei 2025. Inflasi inti juga diproyeksikan turun tipis ke level 2,43% secara tahunan dari bulan sebelumnya 2,48%.
“Penurunan inflasi inti ini seiring dengan turunnya harga emas domestik dan penguatan nilai tukar rupiah di tengah meredanya tensi dagang global,” kata Josua.
Jika proyeksi ini terealisasi, Josua menyebut tren penurunan inflasi tetap konsisten dengan tekanan harga yang rendah pada semester I 2025. Secara kumulatif, inflasi sejak awal tahun hingga Mei diperkirakan baru mencapai 1,29% secara year to date, relatif rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Senada dengan Josua, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro juga memproyeksikan deflasi akan terjadi pada Mei 2025. “Kami perkirakan Indeks Harga Konsumen secara bulanan mengalami deflasi 0,18% pada Mei 2025,” kata Andry dalam pernyataan tertulisnya.
Andry menjelaskan, penurunan harga pangan akan terjadi, khususnya pada komoditas cabai. Hal ini akibat melimpahnya pasokan setelah musim panen dan normalisasi harga pasca Idulfitri di seluruh komoditas pangan yang bergejolak.
Andry memproyeksikan inflasi umum turun dari 1,95% pada April menjadi 1,80% pada Mei 2025. “Tekanan deflasi menyoroti berlanjutnya stabilitas pasokan pangan dan normalisasi permintaan setelah Lebaran,” ujar Andry.
Sedangkan inflasi inti, menurut Andry, akan tetap stabil di kisaran 2,50% secara tahunan pada Mei 2025. Hal ini mencerminkan inflasi dasar yang terkendali di tengah permintaan domestik yang moderat.
