Prabowo Terima Telepon Trump, Bagaimana Nasib Negosiasi Tarif Indonesia-AS?

Rahayu Subekti
13 Juni 2025, 14:13
Presiden Prabowo Subianto saat menerima telepon dari Presiden Donald Trump, Kamis (12/6/2025).
Instagram
Presiden Prabowo Subianto saat menerima telepon dari Presiden Donald Trump, Kamis (12/6/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Prabowo Subianto mengunggah momen berbincang dengan pemimpin negara Amerika Serikat. “Hari ini saya menerima sambungan telepon dari Presiden AS Donald Trump,” tulisnya melalui akun Instagram @prabowo, Kamis malam (13/6).

Sekretariat Kabinet mengungkapkan keduanya saling menanyakan kabar serta perkembangan terkini di AS dan Indonesia.

“Sebagai pemimpin dua negara besar, keduanya juga sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat, serta menegaskan dukungan mereka terhadap upaya menjaga stabilitas dan perdamaian global,” tulis Sekretariat Kabinet dalam akun Instagram resminya @sekretariat.kabinet .

Di sektor ekonomi, para pelaku usaha saat ini menantikan hasil negosiasi tarif antara AS-Indonesia. Tenggat waktu negosiasi antara kedua negara sudah lewat dari 60 hari sejak pertengahan April 2025.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto enggan membocorkan pembicaraan antara Prabowo dan Trump semalam. “Ya pokoknya ada pembicaraan. Kita tunggu tanggal mainnya,” kata Airlangga di Gedung Kemenko Ekonomi,  JakartaJumat (13/6).

Bagaimana Nasib Negosiasi Indonesia-AS?

Airlangga mengungkapkan rencananya batas waktu negosiasi Indonesia dan AS pada 8 Juli 2015. Saat ini Indonesia sudah menyerahkan usulan berkaitan hal yang diminta AS.

“Dalam pertemuan kemarin dengan US Trade Representative (USTR), mereka menganggap dokumentasi dari Indonesia sudah lengkap. Jadi tinggal diserahkan kepada para pemimpin negara,” kata Airlangga.

Berikut daftar poin negosiasi antara tim negosiasi RI dan AS:

1. Peningkatan impor energi dari AS

Indonesia menyampaikan rencana pembelian gas alam cair (LNG) dan minyak mentah (crude oil) sebagai bagian dari upaya menjaga keseimbangan perdagangan.

2. Peningkatan impor produk agrikultur AS

Indonesia siap memperluas impor gandum dan produk hortikultura dari AS, yang selama ini jadi ekspor andalan Negeri Paman Sam.

3. Fasilitasi investasi perusahaan AS di Indonesia

Pemerintah Indonesia menjanjikan percepatan perizinan dan kemudahan investasi bagi perusahaan AS yang ingin memperluas bisnis di Tanah Air.

4. Kerja sama strategis mineral kritis

Dalam hal ini, Indonesia menawarkan kolaborasi dalam pengelolaan dan hilirisasi mineral penting, termasuk dalam rantai pasok global yang berkelanjutan.

5. Kemitraan sumber daya manusia dan ekonomi digital

Indonesia mendorong penguatan kerja sama dalam bidang pendidikan, teknologi, ekonomi digital, dan pengembangan talenta di sektor sains dan engineering.

6. Evaluasi tarif produk ekspor

Indonesia meminta untuk mendapatkan penurunan tarif ekspor dari Indonesia ke AS, khususnya terhadap ekspor 20 produk utama Indonesia karena selama ini tarif impor Indonesia lebih tinggi dari beberapa negara kompetitor. Produk tersebut mencakup tekstil, garmen, alas kaki, furnitur, dan udang.

7. Relaksasi TKDN

Amerika Serikat juga meminta relaksasi tingkat komponen dalam negeri atau TKDN. Pemerintah Indonesia saat ini juga tengah merancang ulang format TKDN menjadi berbasis insentif, bukan pembatasan untuk mendorong efisiensi dan inovasi tanpa melemahkan posisi industri dalam negeri.

8. Paket deregulasi

Indonesia menyiapkan paket ekonomi dan deregulasi komprehensif untuk industri yang terdampak tarif. Hal ini seperti industri padat karya dan perikanan.

 

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.

Artikel Terkait

Video Pilihan