Ketidakpastian Global Meningkat, BI Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di 5,5%


Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 5,5% pada Juni 2025. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan inflasi yang tetap terkendali dan nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global yang meningkat.
Dengan kebijakan ini, suku bunga deposit facility tetap di level 4,75% dan suku bunga lending facility berada di 6,25%.
“Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan terjaganya inflasi, stabilnya nilai tukar di tengah tingginya ketidakpastian global, dan untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pada Rabu (18/6).
Inflasi dan Rupiah Terkendali
Perry menyampaikan bahwa inflasi inti per Mei 2025 tercatat 2,4% secara tahunan (yoy), masih berada dalam rentang target inflasi nasional yang ditetapkan sebesar 1,5%–3,5%.
Sementara nilai tukar rupiah telah menguat ke kisaran Rp16.200–Rp16.300 per dolar AS. Padahal, pada 7 April 2025 lalu, rupiah sempat terdepresiasi hingga Rp17.340 di pasar luar negeri.
Penguatan rupiah, menurut Perry, merupakan hasil dari langkah intervensi BI di pasar valuta asing, termasuk di pasar Asia (Hong Kong), Eropa, dan Amerika Serikat.
“Komitmen Bank Indonesia untuk melakukan intervensi di pasar luar negeri non-deliverable forward sangat kuat,” kata Perry.
Potensi Penurunan Suku Bunga Masih Terbuka
Perry mengungkapkan peluang untuk kembali menurunkan suku bunga acuan masih terbuka, namun akan mempertimbangkan perkembangan inflasi, stabilitas rupiah, dan kondisi ekonomi global.
“Penurunan suku bunga acuan diperlukan agar penyaluran kredit perbankan bisa tumbuh lebih cepat,” katanya.
Sebagai informasi, BI telah dua kali memangkas suku bunga pada tahun ini, yakni pada Januari dari 6,0% ke 5,75% dan Mei ke 5,5%.
Perry juga menegaskan bahwa suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) bisa tetap berubah menyesuaikan arah kebijakan likuiditas nasional.
“Tentu saja suku bunga SRBI akan disesuaikan dengan perkembangan pasar dan arah ekspansi likuiditas nasional,” ujarnya.