Kenapa Perang Iran Lebih Rugikan Cina daripada AS?

Rahayu Subekti
23 Juni 2025, 11:14
Presiden Donald Trump mengatakan pasukan Amerika Serikat (AS) menyerang tiga situs nuklir Iran dalam serangan yang sangat sukses, pada Sabtu (21/6). Ia menyebut permata mahkota program nuklir Teheran, Fordow, telah lenyap.
X/@GemsofWarReal
Presiden Donald Trump mengatakan pasukan Amerika Serikat (AS) menyerang tiga situs nuklir Iran dalam serangan yang sangat sukses, pada Sabtu (21/6). Ia menyebut permata mahkota program nuklir Teheran, Fordow, telah lenyap.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Eskalasi perang Israel dan Cina kini semakin memanas setelah Amerika Serikat ikut campur dengan menyerang tiga situs nuklir Iran. Perang berkelanjutan ini ternyata berpotensi lebih merugikan Cina dibandingkan AS.

Dikutip dari Newsweek, Kamis (19/6), potensi itu muncul karenakan pasokan energi Cina yang berasal dari Timur Tengah dapat menghadapi gangguan parah karena konflik Israel-Iran. Sebab konflik ini terancam menjadi perang regional yang lebih luas.

Perekonomian negara adidaya industri senilai US$ 19 triliun itu sangat bergantung pada batu bara, gas alam, dan minyak mentah untuk manufaktur.

Berdasarkan data Energy Institute London, Cina merupakan konsumen energi terbesar di dunia pada 2024. Tak hanya itu, Cina juga menjadi konsumen minyak terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Kenapa Cina Ikut Terdampak?

Israel telah melancarkan serangan udara selama seminggu yang menargetkan lokasi-lokasi di Iran.  Termasuk fasilitas-fasilitas yang menjadi pusat program nuklir Teheran, tetapi infrastruktur ekspor energinya sejauh ini tidak terkena dampak.

Namun, hal itu dapat berubah seiring meningkatnya perang. Selain itu juga ada kekhawatiran yang berkembang bahwa para pemimpin politik Iran dapat menanggapi intervensi militer AS dengan memblokade Selat Hormuz yang strategis.

Secara resmi, Cina tidak mengimpor minyak dari Iran pada 2024. Namun, para peneliti energi mengatakan minyak Iran yang dikirim melalui jalur tidak resmi, seperti transshipment, sebagian besar berakhir di kilang-kilang minyak independen yang lebih kecil di Cina.

AS telah memberikan sanksi kepada entitas-entitas Cina yang diduga membantu perdagangan minyak rahasia Iran yang menentang pembatasan Barat.

Analis Komoditas Kpler mengungkapkan lebih dari 90% ekspor minyak mentah Iran dengan harga murah dikenai sanksi karena dikirim ke Cina. Ini termasuk melalui titik-titik transshipment seperti Malaysia.

Namun, impor energi Cina lebih terekspos di dekat Teluk Persia. Lokasi ini merupakan tempat keenam dari 10 pemasok minyak teratasnya.

Pasar Energi Tengah Gelisah

Seruan Presiden AS Donald Trump agar Iran menyerah tanpa syarat membuat harga minyak naik pekan ini dan membuat pasar energi gelisah. Biaya global juga akan melonjak jika Teheran menindaklanjuti ancamannya untuk menutup Selat Hormuz yang menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan wilayah Samudra Hindia yang lebih luas.

Badan Informasi Energi AS memperkirakan bahwa hingga 20 juta barel minyak mentah setiap hari mengalir melalui jalur air tersebut. Harga minyak masih naik saat perang rudal Israel-Iran memasuki hari ketujuh.

Minyak mentah West Texas Intermediate, mencapai US$ 76 per barel, tertinggi dalam lima bulan. Minyak mentah standar internasional Brent mencapai US$ 77 per barel, tertinggi dalam empat bulan.

Konflik besar yang memutus jalur pasokan dari kawasan tersebut dapat mengakibatkan guncangan ekonomi global yang menyebabkan harga minyak naik hingga di atas US$ 100 per barel. Harga terakhir mencapai titik tersebut pada Maret 2022 setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Cina Bersiap Hadapi Kemungkinan Terburuk

Para pejabat di Beijing tampaknya tengah bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Menurut Reuters, Cina telah membangun persediaan minyak mentah dengan mengolah lebih sedikit minyak daripada yang dibeli dan diproduksi sendiri.

Lebih dari itu, gangguan di Timur Tengah dapat secara langsung menguntungkan Rusia yang merupakan salah satu eksportir energi terbesar di dunia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...