Rupiah Lanjutkan Penguatan di Tengah Kekhawatiran Lolosnya UU Pajak Trump
Sejumlah analis memperkirakan rupiah akan menguat terhadap dolar Amerika Serikat pada hari ini, Selasa (1/7). Hal tersebut dikarenakan adanya kekhawatiran setelah Senat AS meloloskan Rancangan Undang-undang Pemotongan Pajak dan Belanja Utama Presiden Donald Trump.
“Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS di level Rp 16 ribu per dolar AS hingga Rp 16.200 per dolar AS,” kata Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong kepada Katadata.co.id.
Lukman mengatakan saat ini indeks dolar AS terpantau melemah ke level terendah sejak Februari 2022. Angkanya berada di level 96,78. “Kekhawtiran UU Pajak Trump berpotensi membawa defisit US$ 3,3 triliun,” katanya.
Ketidakpastian seputar kesepakatan tarif antara AS dan negara mitra dagangnya, yang penundaannya akan berakhir pada 9 Juli 2025, juga terus menekan dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.15 WIB, rupiah dibuka pada level Rp 16.170 per dolar AS. Level ini menguat 67,5 poin atau 0,42% dari penutupan sebelumnya.
Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi juga memproyeksikan penguatan rupiah pada hari ini. “Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di level Rp 16.170 per dolar AS hingga Rp 16.240 per dolar AS,” ujar Ibrahim.
Ibrahim mengungkapkan ketidakpastian perdagangan AS masih akan memberikan pengaruh. Dampaknya, aktivitas pabrik Cina mengalami kontraksi selama tiga bulan berturut-turut pada Juni 2025.
“Kontraksi ini karena permintaan domestik yang lemah dan ekspor yang goyah membebani produsen di tengah ketidakpastian perdagangan AS,” kata Ibrahim.
