Rupiah Berpeluang Menguat Didukung Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menguat pada perdagangan hari ini, didorong spekulasi pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed).
Pengamat mata uang Ariston Tjendra mengatakan peluang penguatan muncul setelah nominasi Christopher Waller sebagai Ketua Dewan Gubernur The Fed yang baru menggantikan Jerome Powell. Waller dikenal mendukung pemangkasan suku bunga acuan.
“Nominasi Waller memperbesar isu pemangkasan suku bunga AS,” ujar Ariston kepada Katadata.co.id, Jumat (8/8). Ia memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp 16.280–Rp 16.300 per dolar AS, dengan resisten di Rp 16.350.
Meski diproyeksikan menguat, rupiah pagi ini dibuka melemah. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp 16.317 per dolar AS atau turun 31 poin (0,19%) dibanding penutupan sebelumnya.
Ariston menilai perbedaan pandangan di internal The Fed antara mempertahankan dan memangkas suku bunga dipengaruhi kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump serta data ekonomi AS yang masih cukup solid.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga melihat peluang rupiah untuk kembali terapresiasi. “Harapannya rupiah kembali ke level Rp 16.230–Rp 16.330 per dolar AS,” ujarnya.
Menurutnya, penunjukan Stephen Miran sebagai Gubernur Interim The Fed menggantikan Adriana Kugler yang bersikap dovish juga menjadi sentimen positif, apalagi jika Powell digantikan oleh sosok yang sama-sama dovish.
“Ditunjuknya pengganti Kugler yang memiliki stance dovish (kebijakan longgar), diikuti kemungkinan pengganti Powell yang juga dovish,” ujar Fikri.
Fikri menambahkan, hasil lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) hari ini yang lebih baik dibanding pekan lalu juga dapat mendukung penguatan rupiah.
