Konsumsi Kelas Menengah Atas Dorong Pertumbuhan Ekonomi Melesat 5,12%
Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 melesat hingga 5,12% secara tahunan atau year on year (yoy). Namun, angka ini diragukan banyak pihak karena tidak terefleksi di kehidupan sehari-hari.
Head of Macroeconomics and Market Research Permata Bank, Faisal Rachman, mengungkapkan alasan kenapa pertumbuhan ekonomi tersebut terkesan tidak sesuai realita. Ia menjelaskan konsumsi rumah tangga memang menjadi salah satu mesin utama pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025.
Konsumsi rumah tangga tumbuh cukup kuat sebesar 4,97% secara tahunan dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi hingga 54,25%. Faisal menyebut yang paling memobilisasi konsumsi rumah tangga ini adalah transportasi dan restoran yang kontribusinya lebih banyak dari golongan kelas menengah ke atas.
Dengan begitu pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari konsumsi rumah tangga memang digerakkan oleh golongan menengah atas bukan menengah bawah.
“Makanya memang kalau kita lihat sektor sehari-hari ya di jalanan itu memang tidak akan terefleksi. Jadi memang kalau kita lihat memang membahas tentang fenomena Rojali dan Rohana itu memang jadinya tidak terefleksi di sini,” kata Faisal dalam Media Briefing Virtual PIER Economic Review: Semester I 2025, Senin (11/8)
Konsumsi Rumah Tangga Naik
Faisal mengatakan konsumsi rumah tangga pada kuartal II 2025 secara tahunan naik dari 4,95% menjadi 4,97%. Padahal, Faisal menyebut indikator seperti retail sales index dan tingkat keyakinan konsumen menunjukkan tanda pelemahan. Penjualan mobil motor juga melemah.
Menurutnya, ada tiga faktor yang membuat konsumsi rumah tangga ini meningkat.
Pertama yaitu sektor makanan dan minuman. Kedua adalah transportasi dan komunikasi. Lalu ketiga yakni restoran dan perhotelan.
Ia menjelaskan konsumsi makanan dan minuman naik menjadi 6,15% karena adanya faktor liburan. “Jadi sebenarnya ada tiga libur nasional yang bisa memang meng-highlight permintaan pangan. Pertama Lebaran Idulfitri di awal April. Lalu ada Iduladha pada Juni dan juga ada libur sekolah. Jadi memang di sana makanan dan minuman itu meningkat,” kata Faisal.
Lalu faktor kedua yaitu transportasi dan komunikasi. Sektor ini juga sejalan dengan momen liburan yang ada di kuartal II 2025.
Lalu juga pertumbuhan transportasi meningkat dari 6,15% menjadi 6,48% “Ini juga sejalan dengan restoran dan hotel. Jadi yang terkait dengan mobilitas, travel, dan juga rekreasi ini meningkat pertumbuhannya,” ujar Faisal.
Sedangkan, pertumbuhan restoran dan hotel meningkat dari 6,02% menjadi 6,77% secara year-on-year.
