Riset Prasasti: Ekonomi Digital Pengerek Ekonomi Tumbuh 5,12% di Kuartal II

Kamila Meilina
12 Agustus 2025, 16:58
Policy and Program Director Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) Piter Abdullah (kiri) dan Research Director Prasasti Gundy Cahyadi (kiri) dalam konferensi pers Peluncuran Laporan Riset Ekonomi Digital di Jakarta, Selasa (12/8/2025)
Antara/Bayu Saputra
Policy and Program Director Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) Piter Abdullah (kiri) dan Research Director Prasasti Gundy Cahyadi (kiri) dalam konferensi pers Peluncuran Laporan Riset Ekonomi Digital di Jakarta, Selasa (12/8/2025)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Lembaga Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) menyebutkan ekonomi digital merupakan salah satu pendorong penting pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,12% pada kuartal II 2025. Sektor digital mencakup e-commerce, transportasi, online media, online travel, pengiriman jasa makanan hingga jasa keuangan.

Research Director Prasasti Gundy Cahyadi mengungkapkan ekonomi digital di Indonesia bukan hanya berkembang, tetapi juga lebih efisien dalam mendorong pertumbuhan dibandingkan sektor ekonomi lainnya.

Incremental Capital Output Ratio (ICOR) sektor ekonomi digital tercatat 4,3, sementara efisiensi investasi di rata-rata 17 sektor ekonomi nasional ada di angka 10,6.

ICOR merupakan indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur efisiensi investasi atau modal dalam menghasilkan output (PDB). Angka ICOR yang lebih rendah berarti investasi lebih efisien.

Misalnya, dengan modal yang sama, ekonomi digital mampu menciptakan output ekonomi dua kali lipat lebih besar dibanding rata-rata sektor lain.

"Artinya, setiap rupiah investasi di ekonomi digital mampu menghasilkan dua kali lipat output dibanding sektor konvensional. Semakin rendah angka ICOR menunjukkan semakin efisien suatu sektor dalam mengelola investasi yang masuk menjadi output riil di perekonomian," ujar Gundy  dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (12/8).

Hasil riset Prasasti berjudul "Mengoptimalkan Peran Ekonomi Digital dalam Mewujudkan Pertumbuhan Berkelanjutan 8 persen di Indonesia", juga mencatat ekonomi digital berkontribusi sekitar Rp1.860 triliun atau 8,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

Selain itu, riset menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit nilai tambah dari ekonomi digital akan mendorong peningkatan total output ke seluruh sektor lainnya sebesar 1,89 unit.

Angka ini merefleksikan ketergantungan sektor lain terhadap ekonomi digital. “Industri digital nasional memberikan peluang lebih besar kepada talenta teknologi Indonesia untuk mendapatkan kesempatan kerja dan belajar sesuai bidangnya,” ujar Board of Advisors Prasasti Burhanuddin Abdullah.

Studi Kasus: Bisnis GOTO

Hasil riset menunjukkan ekosistem GoTo pada 2024 mampu menciptakan nilai ekonomi sebesar Rp480,7 triliun, menyerap lebih dari 2,03 juta tenaga kerja, dan menurunkan angka kemiskinan hingga 0,45 poin persentase secara nasional.

Tingkat efisiensi investasi atau ICOR ekosistem digital GoTo sendiri tercatat hanya 2,3, atau sekitar 87 persen lebih efisien dibanding rata-rata ICOR ekonomi digital yang mencapai 4,3.

Menurut Gundy, jika efisiensi investasi nasional dapat diturunkan hingga setara ICOR ekonomi digital, Indonesia berpeluang lebih mandiri dalam pembiayaan pembangunan.

“Kalau kita bisa mencapai ICOR di level 4,3, seperti ekonomi digital, maka kita bisa mengandalkan modal dari dalam negeri tanpa ketergantungan besar pada sumber eksternal,” tambahnya.

Pencapaian ICOR yang rendah pada ekonomi digital ini disebutnya didorong oleh beberapa faktor, termasuk adopsi teknologi yang cepat, biaya operasional yang relatif rendah, dan penetrasi layanan digital yang semakin meluas di tengah perubahan gaya hidup masyarakat.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...