Ekonomi Jepang Tumbuh 2,2% Meski Dibayangi Tarif AS dan Gejolak Politik
Ekonomi Jepang tumbuh lebih kuat dari perkiraan pada kuartal kedua tahun fiskal, meski masih dibayangi kekhawatiran soal tarif Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian politik di dalam negeri.
Data pemerintah yang dirilis Senin (8/9) menunjukkan, produk domestik bruto (PDB) riil Jepang meningkat 2,2% secara tahunan pada April-Juni 2025, dibandingkan kuartal sebelumnya. Angka ini jauh lebih tinggi dari perkiraan awal sebesar 1,0% yang diumumkan bulan lalu.
Secara kuartalan, ekonomi Jepang tumbuh 0,5%, naik dari estimasi awal 0,3%. Lonjakan ini didorong oleh konsumsi rumah tangga yang naik 0,4% serta persediaan barang yang lebih kuat dari perkiraan. Dengan hasil ini, Jepang mencatat pertumbuhan ekonomi lima kuartal berturut-turut.
Meski demikian, tantangan masih membayangi. Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor produk Jepang, terutama mobil, dari 2,5% menjadi 15%. Kebijakan ini dinilai bisa menekan ekspor yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi Jepang.
Situasi politik domestik juga menambah ketidakpastian. Perdana Menteri Shigeru Ishiba mengumumkan pengunduran dirinya sebagai ketua partai berkuasa pada Minggu (7/9). Partai berencana menggelar pemilihan ketua baru dalam beberapa pekan mendatang, membuka peluang terbentuknya koalisi baru.
Meski ada pengumuman mundurnya Ishiba, indeks saham Nikkei justru menguat di perdagangan pagi. Pasar menilai langkah tersebut sudah diprediksi sebelumnya dan bisa menjadi peluang perbaikan politik.
Namun, analis menilai arah politik Jepang masih penuh tanda tanya. “Belum jelas partai mana yang akan diajak berkoalisi oleh partai berkuasa,” tulis RaboResearch dalam catatannya dikutip dari ABC News, Senin (8/9).
