Rupiah Berpotensi Menguat Didukung Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Nilai tukar rupiah diperkirakan akan kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan hal ini dipicu oleh data inflasi produsen AS yang lebih rendah dari perkiraan.
“Data ini meningkatkan prospek pemangkasan suku bunga The Fed,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Kamis (11/9).
Selain itu, Lukman menyebut investor cenderung masih wait and see mengantisipasi sejumlah data ekonomi, seperti penjualan ritel Indonesia dan inflasi konsumen AS. Ia memperkirakan rupiah akan berkonsolidasi dengan potensi menguat terbatas terhadap dolar AS.
“Rupiah akan berada di kisaran Rp 16.400 per dolar AS hingga Rp 16.500 per dolar AS,” ujar Lukman.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.456 per dolar AS, naik 13 poin atau 0,008% dari penutupan sebelumnya.
Sementara itu, pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi juga memproyeksikan tren yang sama.
“Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.420 per dolar AS hingga Rp 16.470 per dolar AS,” kata Ibrahim.
Ibrahim menambahkan, statistik ketenagakerjaan AS menunjukkan perekonomian telah menciptakan 911 ribu lapangan kerja selama setahun terakhir. Angka ini lebih rendah dibanding perkiraan sebelumnya, menandakan melemahnya pertumbuhan penggajian dan pasar tenaga kerja.
“Hal ini semakin memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin, dengan kemungkinan kecil penurunan sebesar 50 basis poin,” ujar Ibrahim.
