Pergantian Menkeu Mendadak, Sri Mulyani Disebut Terlalu Hati-hati Jaga Defisit

Rahayu Subekti
11 September 2025, 10:20
Sri Mulyani
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz
Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berfoto dengan pegawai Kemenkeu usai serah terima jabatan Menteri Keuangan di Kemenkeu, Jakarta, Selasa (9/9/2025). Sri Mulyani tidak lagi menjabat Menteri Keuangan setalah digantikan dengan Purbaya Yudhi Sadewa yang dilantik Presiden Prabowo Subianto pada Senin (8/9).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Prabowo Subianto merombak kabinet atau reshuffle pada Senin (8/9). Salah satunya mengganti posisi Menteri Keuangan dari Sri Mulyani Indrawati menjadi Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.

Berdasarkan informasi dari Reuters, pencopotan ini disebut tak lepas dari gaya kepemimpinan Sri Mulyani yang dikenal berhati-hati dalam menjaga keuangan negara serta disiplin terhadap aturan defisit maksimal 3% dari PDB.

Sikap konservatif itu dinilai bertolak belakang dengan ambisi belanja besar Presiden Prabowo. Sejumlah ekonom menilai perbedaan pandangan fiskal inilah yang menjadi alasan kuat di balik pencopotannya.

Pada awal tahun ini, Prabowo mendirikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dan menunjuk penasihat yang berani mengambil risiko dalam bisnis dan investasi.

"Sikap konservatif Sri Mulyani dalam kebijakan fiskal tidak sejalan dengan target pertumbuhan yang lebih tinggi," kata seorang penasihat Danantara kepada Reuters, yang menolak namanya disebutkan.

Sertijab Menteri Keuangan
Sertijab Menteri Keuangan (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz)

Berdasarkan sumber Katadata, Sri Mulyani baru menerima kabar pergantiannya beberapa jam sebelum pelantikan kabinet baru. Pada Senin siang, Sri Mulyani tengah memimpin rapat pimpinan dengan para pejabat tinggi di lingkungan Kementerian Keuangan.

Rapat membahas kondisi ekonomi nasional terkini pasca-aksi demonstrasi dan kerusuhan pekan lalu, Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dan persiapan rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Selasa besok.

Selepas jam makan siang, panggilan telepon masuk ke telepon genggam Sri Mulyani. Di ujung telepon, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengabarkan rencana Prabowo mengumumkan pergantian Sri Mulyani pada Senin sore ini. Namun, tak disebutkan alasan pergantian dan siapa Menteri Keuangan baru yang akan menggantikan Sri Mulyani.

“Cuma disampaikan pesan dari Presiden bahwa Sri Mulyani akan mendapat penugasan baru,” kata seorang sumber Katadata yang mengetahui peristiwa tersebut, Senin sore (8/9). Informasi yang sama disampaikan sumber lain Katadata.

Rapat pimpinan para bendahara negara tersebut kemudian bubar dan Sri Mulyani meminta para bawahannya segera ke kantor Kementerian Keuangan untuk menggelar acara penyambutan Menteri Keuangan baru.

Sri Mulyani Akhiri Kiprah Panjang di Kemenkeu

Sri Mulyani telah menjabat sebagai Menteri Keuangan di bawah tiga presiden berbeda. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia menjabat sejak 2005 hingga 2010, menggantikan Jusuf Anwar.

Di era Presiden Joko Widodo, Sri Mulyani kembali menjadi Menteri Keuangan pada 2016 hingga 2024, menggantikan Bambang PS Brodjonegoro. Selanjutnya, ia tetap menempati posisi ini pada era Presiden Prabowo sejak 2024 hingga 8 September 2025.

Sri Mulyani dikenal sebagai sosok yang berhasil menjaga stabilitas fiskal dan dipercaya pasar internasional. Namun, pencopotan mendadak ini menandai berakhirnya kiprah panjangnya di Kemenkeu, sekaligus membuka babak baru pengelolaan fiskal Indonesia di bawah Purbaya Yudhi Sadewa.

Alasan Sri Mulyani Kena Reshuffle

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan keputusan reshuffle kabinet merupakan hasil tindak lanjut dari evaluasi personil kabinet belakangan ini. Ia menegaskan bahwa pemilihan anggota kabinet merupakan hak prerogatif presiden.

Terkait pergantian Menteri Keuangan, Prasetyo menyebut Presiden Prabowo memiliki dasar pertimbangan untuk mengevaluasi Sri Mulyani. Ia menolak memastikan apakah perombakan tersebut karena Sri Mulyani mundur atau dicopot.

“Bukan mundur, bukan dicopot, tapi Bapak Presiden memiliki hak prerogatif. Beliau memutuskan untuk melakukan perubahan formasi,” ujar Prasetyo.

Sementara itu, Purbaya mengaku tidak mengetahui alasan pergantian tersebut maupun mengapa dirinya yang dipilih oleh Prabowo. “Hal yang wajar jika Presiden merombak kabinet. Kalau saya pikir itu penyegaran, kan biasa,” kata Purbaya.

Ia menambahkan, sebelumnya sempat menunjukkan kemampuan di hadapan Prabowo saat acara Sarasehan Ekonomi 2025 pada awal April lalu. “Kan saya presentasi di sana. Mungkin saya terlihat cukup jago pas di sana,” ujarnya setengah bercanda.

Purbaya juga menyebut sempat beberapa kali berdiskusi dengan Prabowo mengenai masalah ekonomi. "Tapi tidak baru-baru sekali ini," katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...