Rupiah Berpotensi Menguat, Pasar Antisipasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Nilai tukar rupiah diperkirakan akan menguat pada hari ini. Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan penguatan ini karena indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang masih melemah setelah data inflasi AS.
Lukman mengatakan inflasi AS pada Agustus 2025 sedikit lebih tinggi dari perkiraan. Namun data pekerjaan AS klaim pengangguran jauh lebih tinggi dari perkiraan.
“Ini meningkatkan prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Rupiah akan berada di kisaran Rp 16.350 per dolar AS hingga Rp 16.500 per dolar AS,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Jumat (12/9).
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.398 per dolar AS. Level ini naik 63 poin atau 0,38% dari penutupan sebelumnya.
Sementara itu, pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan pergerakan rupiah memang akan dipengaruhi oleh adanya potensi kebijakan longgar oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.
“Pergerakan rupiah terhadap dolar AS terbantu oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS di September ini,” kata Ariston.
Ariston menjelaskan, data inflasi konsumen AS pada Agustus 2025 masih bertahan tidak jauh dari bulan sebelumnya yakni 2.9% meski ada kenaikan tarif Donald Trump. Namun data klaim tunjangan pengangguran mingguan naik cukup tinggi.
“Kondisi ketenagakerjaan ini yang dikhawatirkan The Fed sehingga bank sentral bisa memakai alasan ini untuk melonggarkan kebijakannya,” ujar Ariston.
Untuk itu, Ariston memproyeksikan rupiah masih akan berkonsolidasi di kisaran Rp 16.430 per dolar AS hingga Rp 16.480 per dolar AS.
