Rupiah Terancam Melemah ke Rp 16.800 per Dolar Usai Data Ekonomi AS Membaik
Nilai tukar rupiah diproyeksikan akan melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS pada hari ini. Senior Economist KB Valbury, Fikri C. Permana, menyebut hal ini dipicu oleh membaiknya data ekonomi Amerika Serikat (AS).
“Kemungkinan ada pelemahan lanjutan mendekati Rp 16.800 per dolar AS karena rilis data AS tadi malam yang sangat positif, baik initial jobless claims, produk domestik bruto, personal consumption expenditures (PCE), dan durable goods,” ujar Fikri kepada Katadata.co.id, Jumat (26/9).
Ekonomi AS tercatat tumbuh 3,8% pada kuartal II 2025. Sementara itu, klaim tunjangan pengangguran awal per 20 September 2025 turun menjadi 218 ribu, dibandingkan sebelumnya yang mencapai 232 ribu.
Meski demikian, Fikri menilai masih ada peluang penyangga dari transaksi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). “Harapannya, lelang SRBI hari ini masih baik sehingga menahan penurunan rupiah lebih lanjut,” katanya.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka melemah di level Rp 16.791 per dolar AS, turun 42 poin atau 0,25% dari penutupan sebelumnya.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong juga memperkirakan rupiah melemah terhadap dolar AS yang kembali menguat setelah revisi data PDB AS dan klaim pengangguran yang lebih kuat dari perkiraan.
"Saya memproyeksikan rupiah akan berada di level Rp 16.700–16.800 per dolar AS," kata Lukman.
Intervensi Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan pasar global. Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan seluruh instrumen kebijakan moneter telah digerakkan secara maksimal untuk memastikan rupiah bergerak sesuai fundamentalnya.
“Bank Indonesia menggunakan seluruh instrumen yang ada secara bold, baik di pasar domestik melalui instrumen spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder, maupun di pasar luar negeri di Asia, Eropa, dan Amerika secara terus menerus melalui intervensi NDF,” ujar Perry.
Menurut Perry, langkah-langkah intervensi tersebut mampu meredam gejolak nilai tukar. “BI yakin seluruh upaya yang dilakukan dapat menstabilkan nilai tukar rupiah, sesuai nilai fundamentalnya,” katanya.
Perry juga mengajak seluruh pelaku pasar untuk bersama-sama menjaga iklim pasar keuangan tetap kondusif agar stabilitas nilai tukar rupiah dapat tercapai dengan baik.
