Susah Cari Kerja, Bank Dunia Ungkap 1 dari 7 Orang di Cina dan RI Menganggur

Ferrika Lukmana Sari
8 Oktober 2025, 04:54
Bank Dunia
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.
Sejumlah penumpang berada di dalam KRL jurusan Jakarta-Bogor, Selasa (11/2/2025). Bank Dunia menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat sebesar 5,03 persen (ctc) pada 2024, sementara perlambatan ekonomi global dengan rata-rata pertumbuhan hanya 2,7 persen.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo menyoroti tantangan besar yang dihadapi generasi muda dalam memperoleh pekerjaan. Salah satunya terkait tingginya angka pengangguran di Cina dan Indonesia. 

“Masalahnya adalah kaum muda kesulitan mencari pekerjaan, terutama di negara-negara seperti Cina dan Indonesia. Satu dari tujuh orang tidak memiliki pekerjaan,” ujar Mattoo dalam taklimat media di Jakarta dikutip Senin (7/10).

Bank Dunia menyatakan bahwa meskipun tingkat ketenagakerjaan di kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP) tergolong tinggi, generasi muda masih menghadapi kesulitan memperoleh pekerjaan yang layak.

Laporan East Asia and Pacific Economic Update terbaru mencatat bahwa sebagian besar negara di kawasan memiliki persentase penduduk usia kerja yang bekerja di atas rata-rata global.

Namun, tantangan berikutnya yang dihadapi kawasan ini adalah rendahnya produktivitas tenaga kerja. Banyak negara besar di EAP berada dalam kuadran dengan tingkat ketenagakerjaan tinggi, tetapi produktivitasnya masih tertinggal dari standar dunia.

Kondisi ini berdampak langsung pada rendahnya upah dan kualitas hidup pekerja. Mattoo menekankan bahwa peningkatan produktivitas menjadi kebutuhan mendesak bagi seluruh negara di kawasan.

“Produktivitas yang lebih tinggi berarti upah yang lebih baik dan pekerjaan yang lebih berkualitas. Namun, bagi generasi muda, peningkatan jumlah lapangan kerja juga sangat penting,” ujarnya.

Menciptakan Pekerjaan yang Lebih Produktif

Menurut Bank Dunia, reformasi yang menciptakan pekerjaan lebih produktif harus berfokus pada tiga hal. Pertama, peningkatan kapasitas manusia melalui perbaikan layanan kesehatan, pendidikan, pelatihan, serta penguasaan keterampilan yang relevan dengan teknologi baru.

Kedua, perluasan peluang ekonomi dengan mendorong investasi di sektor infrastruktur mulai dari transportasi dan energi hingga digital, menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi perusahaan baru, serta membuka akses terhadap modal swasta.

Ketiga, koordinasi kebijakan yang efektif agar peningkatan kapasitas manusia dan perluasan peluang ekonomi dapat berjalan seiring dan saling mendukung.

Menurut laporan Bank Dunia, penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak dan lebih baik merupakan inti dari tantangan pembangunan di kawasan ini. Laporan tersebut menyatakan bahwa pekerjaan bukan sekadar sumber penghasilan.

"Pekerjaan juga memberikan martabat dan tujuan hidup bagi individu. Selain itu, pekerjaan membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik bagi keluarga mereka," tulis laporan tersebut.

Laporan yang sama mengidentifikasi lima sektor yang memiliki potensi tinggi dalam penciptaan lapangan kerja sekaligus ketahanan terhadap guncangan global, yaitu agribisnis, kesehatan, infrastruktur dan energi, manufaktur, serta pariwisata.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...