Kemenkeu Pamer Guyuran Likuiditas Banyak Diserap Perbankan, Ini Realisasinya

Rahayu Subekti
9 Oktober 2025, 14:39
kemenkeu, dana 2000 triliun, himbara
Katadata/Fauza Syahputra
Direktur Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Keuangan mengungkapkan guyuran uang negara yang ditempatkan di bank-bank milik negara alias Himbara hingga Rp 200 triliun banyak terserap untuk kredit. Padahal Kemenkeu baru menyalurkannya pada 12 September 2025.

“Ini sudah cukup menggembirakan realisasinya karena yang terjadi adalah bukan hanya kita tambah likuiditas dari perpindahan cash tersebut tapi juga dana yang lebih murah dibandingkan cost of fund mereka,” kata Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu di Gedung Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu, Jakarta, Kamis (9/10).

Menurut dia, bunga penempatan dana pemerintah di perbankan mengacu pada skema remunerasi pemerintah di Bank Indonesia yakni 80% dari suku bunga kebijakan bank sentral. Dengan suku bunga acuan saat ini sebesar 4,75%, maka bunga penempatan dana pemerintah berada di kisaran 3,8% per tahun.

Rata-rata cost of fund bank-bank besar nasional saat ini berada di kisaran 4,5%–5,5% menyesuaikan struktur pendanaan masing-masing. Dengan begitu, dana pemerintah menjadi sumber likuiditas yang efisien dan menurunkan tekanan biaya bunga di sektor perbankan.

Febrio mengungkapkan realisasi penyaluran likuiditas tersebut juga positif. “Ini perkembangannya cukup menarik, sudah ada realisasinya, rata-rata sudah cukup tinggi,” ujar Febrio.

Berikut realisasi penyerapan uang pemerintah di perbankan:

  1. Bank Mandiri (Rp 55 triliun): Terserap 74%
  2. Bank Rakyat Indonesia (Rp 55 triliun): Terserap 62%
  3. Bank Negara Indonesia (Rp 55 triliun): Terserap 50%
  4. Bank Tabungan Negara (Rp 25 triliun): Terserap 19%
  5. Bank Syariah Indonesia (Rp 10 triliun): Terserap 55%

Febrio mengungkapkan, total dana yang telah disalurkan ke sektor riil diperkirakan mencapai sekitar Rp 118 triliun. Ini terutama untuk pembiayaan modal kerja dan investasi.

Ia mengharapkan tren positif tersebut terus berlanjut. “Dengan bunga yang lebih murah dan likuiditas yang cukup, perbankan akan semakin aktif menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif,” ujarnya.

Guyuran Likuiditas Diperluas

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa membuka peluang untuk memperluas kebijakan penempatan uang negara di perbankan. Setelah sebelumnya ditempatkan di bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), Purbaya kini berencana memperluasnya ke bank daerah.

“Nanti saya tambah ke pemerintah daerah (pemda) juga, ke Bank Jakarta, bank yang lain juga,” kata Purbaya di Balai Kota Jakarta, Selasa (7/10).

Ia menjelaskan, pemerintah masih memiliki ruang untuk menempatkan dana sebagai likuiditas di bank daerah hingga puluhan triliun rupiah. Namun, Purbaya menegaskan dana tersebut harus benar-benar tersalurkan ke sektor riil agar memberi dampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Gimana kalau saya tambah beberapa puluh triliun ke Bank Jakarta? Saya tanya tadi ke Pak Gubernur (Pramono Anung) apakah Bank Jakarta bisa menyerap? Jangan sampai saya kasih duit, panik terusnya. Waduh nggak bisa menyalurkan,” ujarnya.

Tak hanya di Jakarta, Purbaya juga berencana menempatkan dana pemerintah di bank daerah di Jawa Timur. Tujuannya serupa, yakni untuk mendorong penyaluran kredit produktif di daerah.

“Dalam waktu dekat nanti jumlahnya akan saya hitung. Tapi kalau Rp10 triliun hingga Rp20 triliun bisa kali ya untuk diserap,” kata Purbaya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...