Himbara Sudah Salurkan Kredit Rp 112,4 Triliun dari Dana Negara Rp 200 Triliun

Ferrika Lukmana Sari
14 Oktober 2025, 15:41
kredit
Katadata
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Oktober 2025 di Jakarta, Selasa (14/10).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa bank-bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) telah menyalurkan kredit produktif sebesar Rp112,4 triliun dari penempatan dana pemerintah atau Saldo Anggaran Lebih (SAL) senilai Rp200 triliun.

“Kalau kita lihat, yang diserap sampai akhir September lebih dari Rp112 triliun telah disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit produktif,” ujar Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Oktober 2025 di Jakarta, Selasa (14/10).

Menurut Purbaya, realisasi tersebut menunjukkan bahwa lebih dari separuh dana yang ditempatkan pemerintah telah bekerja untuk menopang konsumsi, investasi, dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Purbaya menambahkan, efektivitas injeksi dana itu juga tercermin dari pertumbuhan uang beredar (M0) yang melonjak tajam menjadi 13,2%, dari sebelumnya nyaris mendekati 0%.

"Itu menunjukkan uang di sistem perekonomian memang bertambah dengan signifikan. Jadi harusnya ke depan ekonominya akan tumbuh juga," kata Purbaya.

Rincian Alokasi Dana ke Bank

Dari total dana pemerintah yang ditempatkan di bank-bank Himbara, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menjadi penyalur terbesar dengan realisasi Rp40,6 triliun dari alokasi Rp55 triliun per 30 September 2025.

Di posisi berikutnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) telah menyalurkan Rp33,9 triliun dari Rp55 triliun, disusul PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) yang menyalurkan Rp27,6 triliun dari jumlah alokasi yang sama.

Adapun PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) baru menyalurkan Rp4,8 triliun dari Rp25 triliun, sementara PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyalurkan Rp5,5 triliun dari Rp10 triliun.

Purbaya menegaskan bahwa kebijakan penempatan dana pemerintah di Himbara tidak semata soal menjaga likuiditas perbankan, tetapi juga untuk menciptakan efek berganda (multiplier effect), menurunkan cost of fund, serta mendorong pembiayaan sektor riil agar momentum pemulihan ekonomi tetap terjaga.

Dari sisi likuiditas, ia memastikan bahwa sistem keuangan nasional masih longgar. Hal ini terlihat dari suku bunga pasar antarbank (PUAB) yang menurun, seperti IndONIA yang turun dari 4,59% menjadi 4,04%, serta JIBOR 7D yang turun dari 5,17% menjadi 4,86%.

“Uang yang kami gelontorkan sudah menurunkan tingkat suku bunga pasar antarbank, yang tercermin dari IndONIA dan JIBOR 7D. Artinya, bunga pinjaman juga akan turun nanti pelan-pelan. Jadi, dampak dari kebijakan kita riil,” kata Purbaya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...