DEN Ungkap Kebijakan Ekonomi 2026: Tak Ada Uang Menganggur dan Inflasi Terjaga

Rahayu Subekti
13 November 2025, 17:40
ekonomi
Katadata/Fauza Syahputra
Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede (kedua kanan) bersama Tenaga Ahli Utama Dewan Ekonomi Nasional, Luthfi Ridho (kanan), Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip dan Managing Editor Katadata.co.id Sorta Tobing menyampaikan paparan pada acara Katadata Policy Dialogue, Ekonomi Tumbuh 5,04%: Bagaimana Prospek 2026? di Jakarta, Kamis (13/11/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan arah kebijakan ekonomi untuk 2026. Tenaga Ahli Utama DEN Luthfi Ridho mengatakan secara umum pemerintah akan memaksimalkan dua sisi, yakni fiskal dan moneter.

“Terutama di fiskal, intinya tidak ada uang menganggur,” kata Luthfi dalam acara Katadata Policy Dialogue di Jakarta, Kamis (13/11).

Luthfi menjelaskan, langkah ini diperlukan karena meskipun likuiditas masih tersedia, penyalurannya ke sektor riil tersendat. Hal ini terlihat dari berbagai bentuk, mulai dari kredit hingga bantuan sosial (bansos).

Nah ini yang ingin kita fokuskan supaya likuiditas yang berlimpah bisa tersalurkan ke sektor riil. Sehingga kredit akan bertumbuh dan ekonomi riil bergerak,” ujarnya.

Penciptaan Lapangan Kerja

Selain likuiditas, penciptaan lapangan kerja menjadi fokus utama. Luthfi menekankan, hal ini penting karena berdampak langsung pada daya beli masyarakat.

“Pemerintah juga mengupayakan bagaimana menciptakan pekerjaan dan meningkatkan daya beli,” ujarnya.

Luthfi menambahkan, arah kebijakan untuk meningkatkan daya beli sangat luas dan menyentuh banyak sektor, dengan fokus utama pada golongan menengah.

“Tapi pada dasarnya kita ingin meningkatkan daya beli, terutama untuk golongan menengah,” kata Luthfi.

Inflasi Dijaga

Pemerintah juga akan berupaya menjaga inflasi tetap terkendali pada 2026. Tercatat, inflasi Indonesia per Oktober 2025 sebesar 2,86% secara tahunan (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 109,04.

Namun, Luthfi menegaskan, inflasi bukanlah hal buruk dalam ekonomi.

“Kalau terlalu rendah, tandanya ekonomi lagi jelek, kalau terlalu tinggi, terjadi overheating. Yang kita inginkan adalah ekonomi sektor riil yang bergerak tanpa menimbulkan inflasi,” ujarnya.

Luthfi menutup dengan menyatakan bahwa pemerintah menghadapi 2026 dengan optimisme, dengan harapan membawa perekonomian Indonesia menjadi lebih baik.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...