BI Pertahankan Suku Bunga, Rupiah Berpotensi Menguat?
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level 4,75% pada November 2025. Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan langkah ini bisa menguatkan rupiah namun terbatas karena ada faktor lainnya.
“Walau didukung oleh langkah BI yang mempertahankan suku bunga, namun rupiah tertekan oleh penguatan dolar AS,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Kamis (20/11).
Lukman menjelaskan, penguatan dolar AS disebabkan oleh sikap hawkish The Fed dalam risalah pertemuan semalam. Investor juga cenderung wait and see menantikan data neraca transaksi berjalan kuartal III 2025 yang dirilis besok (21/11).
“Rupiah akan berada di level Rp 16.650 per dolar AS hingga Rp 16.750 per dolar AS,” ujar Lukman.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini rupiah dibuka pada level Rp 16.735 per dolar AS. Level ini melemah 27 poin atau 0,16% dari penutupan sebelumnya.
Di sisi lain, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana memproyeksikan rupiah masih akan bergerak melemah. “Kemungkinan ada tekanan rupiah ke level Rp 16.750 per dolar AS,” kata Fikri.
Fikri menjelaskan nilai tukar rupiah kembali berada dalam tekanan setelah menghadapi kombinasi faktor eksternal dan domestik yang bergerak serempak. Ia mengatakan sikap sejumlah pejabat Federal Reserve masih bernada hawkish turut memperberat tekanan.
“Terpecahnya sentimen anggota The Fed terhadap Fed Fund Rate ke depan,” ujar Fikri.
Investor juga masih menunggu neraca transaksi berjalan kuartal III 2025. Fikri memprediksi ada kemungkinan data tersebut menunjukan hasil defisit.
