Rupiah Berpotensi Menguat di Tengah Prospek Kevin Hassett Pimpin Bank Sentral AS
Nilai tukar rupiah diproyeksikan akan menguat terhadap dolar AS. Potensi ini muncul di tengah isu Kevin Hassett yang menjadi kandidat kuat menggantikan Jerome Powell sebagai Ketua The Fed.
“Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang kembali melemah oleh prospek Kevin Hassett yang cenderung dovish menggantikan Powell,” kata Analis Doo Financial Futures Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Kamis (27/11).
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini rupiah dibuka pada level Rp 16.632 per dolar AS. Level ini menguat 33 poin atau 0,20% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Senada dengan Lukman, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga memprediksi hal yang sama. “Kemungkinan ada penguatan lebih lanjut ke level Rp 16.620 per dolar AS,” ujar Lukman.
Fikri menyebut penguatan rupiah ini dipengaruhi oleh semakin kuatnya ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS pada Desember 2025. Hal ini juga didukung dengan rilis Chicago PMI yang turun ke level terendah sejak Mei 2024.
Sementara itu Kepala Ekonom bank permata Josua Pardede mengatakan dolar AS terus melemah terhadap mata uang utama dunia menjelang libur Thanksgiving. Ia mengatakan, pasar mempertahankan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada Desember 2025 sebesar 25 basis poin (bps).
“Ini mendukung sentimen risiko yang lebih luas,” ujar Josua.
Josua menilai hal itu bisa menjadi sentimen positif bagi penguatan rupiah. Sentimen juga didukung oleh harga minyak dunia yang lebih rendah dan memburuknya data ekonomi AS.
“Hari ini, rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang Rp 16.600 per dolar AS hingga Rp 16.700 per dolar AS,” kata Josua.
