Rupiah Diprediksi Menguat Tipis Meski Ada Kekhawatiran Soal Defisit dan Inflasi
Nilai tukar rupiah diperkirakan menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini. Namun penguatan ini diprediksi tipis karena adanya kekhawatiran soal defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Kemungkin rupiah terdepresiasi tipis ke level Rp 16.640 per dolar AS,” kata Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana kepada Katadata.co.id, Jumat (28/11).
Fikri menjelaskan pergerakan rupiah ini dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya kekhawatiran defisit fiskal RI hingga akhir 2025 berpotensi melewati 2,7%.
Tak hanya itu, angka inflasi Indonesia juga menjadi faktor lain terhadap pergerakan rupiah. “Inflasi November 2025 kemungkinan naik kembali,” ujar Fikri
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka pada level Rp 16.640 per dolar AS. Level ini melemah empat poin atau 0,02% dari penutupan sebelumnya.
Sementara itu, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak datar. “Ini dengan kecenderungan menguat terbatas terhadap dolar AS,” ujar Lukman.
Luman mengatakan pergerakan rupiah hari ini akan terdampak sentimen data-data ekonomi penting Amerika Serikat. Selain itu juga saat ini tengah memasuki libur Thanksgiving.
“Rupiah diperkirakan akan berada di level Rp 16.600 per dolar AS hingga Rp 16.700 per dolar AS,” kata Lukman.
