IEU-CEPA Rampung, Menko Airlangga Buka Opsi Ekspansi QRIS ke Uni Eropa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sinyal penggunaan standar kode respons cepat nasional alias QIRS dapat digunakan di Uni Eropa. Rencana ini sejalan dengan isi perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IEU-CEPA yang memuat kerja sama sektor digital.
Ia belum memastikan apakah QRIS dapat digunakan di Eropa saat IEU-CEPA diimplementasikan pada 2027. Penggunaannya baru akan diperluas ke Asia Timur pada tahun depan, yakni Jepang dan Korea Selatan.
"Setelah itu, QRIS direncanakan masuk ke Timur Tengah, seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Kami akan melihat perkembangan penggunaan QRIS di luar negeri lebih lanjut sebelum masuk pasar Eropa," kata Airlangga di Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Jakarta, Senin (1/12).
Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta menargetkan penggunaan QRIS sudah bisa dilakukan untuk transaksi atau belanja di Cina dan Korea Selatan pada 2026. Selain itu, bank sentral mematok target perluasan QRIS ke negara lain seperti India.
Perluasan penggunaan QRIS ini seiring dengan tren transaksi digital yang terus tumbuh positif. BI mencatat kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Oktober 2025 tetap tumbuh positif. “Ini didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo.
Perry mengatakan volume transaksi pembayaran digital mencapai 4,45 miliar transaksi atau tumbuh 31,20% secara tahunan pada Oktober 2025. BI mencatat volume transaksi aplikasi mobile dan internet masing-masing tumbuh sebesar 2,91% secara tahunan dan 12,03% secara tahunan.
Angka itu termasuk transaksi QRIS yang tumbuh 139,45% secara tahunan pada Oktober 2025. “Kinerja positif tersebut didukung oleh peningkatan jumlah pengguna dan merchant,” ujar Perry.
