Mandiri Perkirakan Kerugian Ekonomi Akibat Banjir di Sumatera Capai Rp 32,6 T

Rahayu Subekti
4 Desember 2025, 12:35
banjir sumatera, pertumbuhan ekonomi
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/nz
Pengendara melintasi jalan darurat di kawasan Mega Mendung, Lembah Anai, Tanah Datar, Sumatera Barat, Kamis (4/12/2025). Jalan darurat tersebut dibangun oleh swadaya masyarakat akibat putusnya akses jalan nasional Padang - Bukittinggi karena banjir bandang, sementara hanya bisa dilewati pengendara motor dan pejalan kaki diluar jam kerja pekerjaan rehablitasi jalan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kepala Ekonom Bank Mandiri  Andry Asmoro memperkirakan kerugian ekonomi dari bencana banjir di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara mencapai Rp 32,6 triliun. Bencana ini akan menekan pertumbuhan ekonomi nasional karena kontribusi tiga provinsi itu mencapai 7,8%.

“Itu estimasi awal kami. Tentu saja ini datanya terus bergulir dan terus berkembang,” kata Andry dalam Economic Outlook Q4 di Jakarta, Rabu (4/12).

Dia mengungkapkan dampak banjir di tiga wilayah Sumatera dapat memangkas pertumbuhan ekonomi sebesar 0,08% hingga 0,12%. Dengan ekspektasi ini maka risiko penurunan pertumbuhan ekonomi baru terjadi pada pertengahan atau awal Desember 2025.

Hitungan Mandiri itu juga mengacu pada bencana yang pernah terjadi sebelumnya. Seperti gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah berdampak memunculkan kerugian ekonomi berkisar Rp 15 triliun hingga Rp 22 triliun. Begitu juga gempa di Lombok pada 2018 yang berdampak pada kerugian ekonomi nasional sebesar Rp 5 triliun hingga Rp 7,7 triliun.

Apa yang Perlu Dilakukan Pemerintah?

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet juga menilai banjir di Sumatera pada akhir November 2025 menimbulkan gangguan terhadap aktivitas ekonomi. Sektor yang paling terdampak yakni perdagangan lokal, mobilitas barang, dan aktivitas harian usaha kecil.

Untuk meminimalisir dampak ekonomi, Yusuf meminta pemerintah bisa memastikan kebijakan fiskal yang responsif. “Ini dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan darurat dan menyalurkan bantuan bagi rumah tangga terdampak, dan mempercepat pemulihan infrastruktur dasar,” kata Yusuf kepada Katadata.co.id, Kamis (4/12).

Target pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2025 sangat bergantung pada kemampuan pemerintah memulihkan aktivitas secara cepat. Selain itu juga menjaga konsumsi masyarakat di daerah terdampak.

“Dengan penanganan fiskal yang adaptif dan tepat sasaran, tekanan akibat bencana ini dapat diminimalkan sehingga tidak mengubah arah besar ekonomi nasional pada akhir tahun,” ujar Yusuf.

Siap Menambah Anggaran Penangan Bencana

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan siap menambah anggaran penanganan bencana alam. Ia menunggu aba-aba dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

“BNPB masih ada ada sekitar Rp 500 miliar lebih yang siap. Kalau nanti butuh dana tambahan, kami siap juga menambah,” kata Purbaya usai menghadiri Rapimnas Kadin Indonesia di Jakarta, Senin (1/12).

Tambahan anggaran itu akan diberikan setelah ada pengajuan dari BNPB. “Ini tergantung permintaan mereka,” ujar Purbaya.

Bendahara Negara ini mengatakan mekanisme penambahan anggaran dilakukan melalui belanja tambahan. “Memang minta berapa? Kami cukup (anggarannya). Termasuk kami siapkan untuk rehabilitasi," katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...